Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SUDAH lebih dari 60 tahun sejak sekelompok paus pembunuh atau orca terlihat di sekitaran pantai Selandia Baru. Ciri-ciri paus itu memiliki hidung sedikit terbuka dan sirip runcing, yang disebut-sebut para ilmuwan sebagai jenis orca yang tidak biasa.
Ekspedisi sebuah tim ilmuwan internasional di Tanjung Horn, Kepulauan Tierra del Fuego pada Januarli lalu, kembali memberi gambaran langsung tentang keberadaan mereka. Temuan ekspedisi itu baru saja diungkap Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional, Amerika Serikat (NOAA).
Sebagaimana dilansir Time, mengatakan penemuan tersebut memberi bukti nyata bahwa hewan tersebut adalah spesies orca yang berbeda. Peneliti NOAA, Bob Pitman memimpin langsung ekspedisi yang berlangsung selama tiga minggu tersebut.
Sebelumnya, ia mendapat laporan bahwa ada orca yang tampak aneh dan telah mengambil tangkapan nelayan di perairan Chili Bagian Selatan. Setelah delapan hari menghadapi cuaca buruk di perjalanan, Pitman dan kru mendapati bahwa kapal mereka telah dikelilingi sekitar 30 paus orca.
Ciri-cirinya sangat berbeda dari keluarga orca yang biasa mereka pelajari selama ini. Dimana tangkapan visual bawah air, yang diambil dari kamera dengan sudut lebar, menunjukan pola warna dan bentuk tubuh orca yang cukup unik dengan kepala bundar, hidung lebih pendek, dan sirip yang lebih sempit. Mereka juga memiliki bercak putih di sekitar mata yang lebih kecil daripada paus orca lainnya.
Pitman dan kru kemudian menembakan busur panah dengan amat hati-hati ke arah paus yang mendekati kapal. Setelah beberapa kali percobaan, mereka bisa mengumpulkan sampel kulit berukuran kecil untuk dianalisis. Sekawanan orca itu lantas disebut “Paus Pembunuh Tipe D”.
Temuan tersebut menambah daftar tiga jenis paus yang dipastikan tinggal di belahan bumi bagian selatan. Pitman juga mengaku gembira menyambut analisis genetik yang akan datang.
Menurutnya, “Paus Pembunuh Tipe D” bisa menjadi hewan terbesar yang selama ini tidak terdeskripsikan, sekaligus yang tersisa di planet ini.
“Sebuah indikasi jelas mengenai betapa sedikit hal yang kita ketahui tentang kehidupan di lautan kita ini. Sampel-sampel ini memegang kunci untuk menentukan apakah bentuk paus pembunuh ini mewakili spesies yang berbeda,” tambah Pitman. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved