Belajar Berwirausaha di Start-up Weekend Indonesia
Tosiani
01/3/2019 22:06
(CEO Kumpul, Faye Alund . Foto: Istimewa)
Pertumbuhan perusahaan rintisan (start-up) di Indonesia dinilai menggembirakan. Tercatat, saat ini Indonesia merupakan negara keempat terbesar dalam pertumbuhan start-up di dunia, setelah Inggris, India, dan Amerika Serikat (AS). Sayangnya, tidak sedikit perusahaan pemula di Indonesia mengalami kegagalan lantaran persiapan yang buruk dari sisi manajemen dan keuangan.
Atas kondisi itu, lembaga Kumpul bersama Techstars berupaya menghadirkan Startup Weekend Indonesia, yakni sebuah gerakan global yang menginspirasi, mendidik, dan memberdayakan individu dan komunitas lokal untuk belajar membangun start-up.
Kumpul diketahui merupakan platform terbesar di Indonesia yang menghubungkan wirausahawan dan bisnis yang memungkinkan mereka terhubung, membuat, dan mengkatalisasi. Adapun Techstars adalah sebuah akselerator yang membantu wirausahawan di seluruh Indonesia.
CEO Kumpul, Faye Alund, mengatakan, Indonesia Startup Weekend didukung oleh hoogle for startup. Yakni membentuk tim untuk menjalankan program tiga hari untuk mempercepat proses pengembangan startup. Antara lain dengan melakukan brainstorming ide, validasi, hingga mempersiapkan produk yang akan diluncurkan. Ini adalah kegiatan berbasis tim yang menggabungkan tiga jenis rangkaian ketrampilan, yakni kreatif, inovatif, dan wirausaha. Program ini akan dilaksanakan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
"Lewat program Startup Weekend Indonesia, kami menciptakan start-up dan pusat inovasi baru di Indonesia dengan menciptakan lebih banyak kesempatan guna mempercepat pengembangan bakat lokal,"kata Faye Alund di Menara by KIBAR, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/3)
Michael Jovan, Co-Founder Tani Hub, salah satu start-up di bidang komoditas, mengatakan validasi data sangat penting sebagai informasi dan bahan pertimbangan apakah sebuah produk bisa diterima dan dipakai oleh konsumennya.
"Tapi apakah produk kamu dipakai sama orang adalah hal yang berbeda. Kalau bikin produk yang menurutmu bagus tapi tidak dipakai orang, maka tidak akan berhasil. Bikin produk yang bagus dan dipakai sama orang. Untuk itu perlu validasi data," katanya. (Tosiani / TS)