Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil, telah lama dikenal memiliki minat tersendiri dalam bidang kesenian dan kebudayaan. Kini pria berusia 47 tahun tersebut mengaku sedang berlatih membuat pantun dan dalam proses membuat buku pantun.
Demikian ia sampaikan di sela-sela acara kesenian Rancage, beberapa waktu lalu di ISBI Bandung, Jawa Barat.
"Saya lagi membuat sebuah tradisi baru, yaitu setiap pidato saya menulis pantun, melatih diri. Karena almarhum kakek saya Kyai Haji Muhiddin itu, selain ulama juga punya skil sebagai pujangga. Ada ribuan pantunnya, tapi pantun dakwah yang dalam bahasa Islam disebutnya Nadzom kira-kira. Empat baris bahasa sunda dibacakan dalam irama yang khas ya. Nah sekarang sedang saya bukukan sebagai cucunya. Mudah-mudahan Nadzhom bahasa sunda ini nantinya akan saya sumbangkan sebagai warisan budaya juga, dengan gaya millenial bisa dikatakan ada digitalnya juga, kira-kira begitu," ungkap pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Dalam acara tersebut, Kang Emil juga membacakan sebuah pantun sebagai ucapan selamat ulang ke-81 tahun bagi budayawan dan sastrawan Ajip Rosidi. "Pergi ke sumur menumpang mandi, Menyeka badan sambil bernyanyi. Panjang umur kang Ajip Rosidi, sang penjaga peradaban kami," baca Kang Emil dibarengi dengan tepuk tangan penonton.
Ridwan juga membacakan pantun berbahasa sunda. "Aya wanoja maca majalah mangle, geulis lenca jadi weh poho ka istri. Budaya sunda wayahna wajib di mumule, mun teu ku urang arek ku saha deui,". Dalam bahasa Indonesia, pantun ini memiliki arti yakni kewajiban masyarakat sunda untuk melestarikan bahasa sunda, karena jika bukan oleh masyarakat sunda sendiri, oleh siapa lagi. Begitulah kira-kira isi dari pantun yang dibacakan oleh Kang Emil. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved