Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Diputar Lagi di AS, Ini Sederet Keistimewaan Film Black Panther

Fathurrozak
30/1/2019 09:10
Diputar Lagi di AS, Ini Sederet Keistimewaan Film Black Panther
(Dok. Marvel Studios)

KEMENANGAN besar film Black Panther di ajang Screen Actors Guild (SAG), Senin (28/1) seolah membuka mata akan istimewanya film tersebut. SAG merupakan perkumpulan resmi para aktor Hollywood, dan tidak ada kategori film terbaik. Black Panther sukses meraih penghargaan Penampilan Aksi Pemeran Pengganti Terbaik dalam Film Panjang, dan Penampilan Terbaik Para Pemain dalam Film Panjang.

Kemenangan di SAG juga mensinyalkan jika Black Panther tetap punya kans meraih Oscar. Di ajang Academy Awards yang akan berlangsung 24 Februari, Black Panther bersaing di tujuh nominasi, termasuk Film Terbaik. Dengan masuk nominasi Film Terbaik pula film arahan Ryan Coogler ini mencetak sejarah karena merupakan film superhero pertama di daftar paling bergengsi tersebut.

Sebelumnya, pada ajang Golden Globe Awards beberapa waktu lalu, film yang diangkat dari kisah di Marvel Comics itu mendapat tiga nominasi namun nihil kemenangan. Meski begitu kemenangan di SAG telah membuat suka cita besar bagi tim Black Panther. CEO Walt Disney Company, Robert Iger, mengumumkan jika Black Panther akan diputar gratis di jaringan AMC Theaters di AS pada 1 - 7 Februari. Hal itu sekaligus sebagai bagian perayaan Black Month History yang berlangsung selama Februari di negara tersebut.

Buat Anda yang masih bingung mengapa Black Panther bisa begitu dipuji para publik perfilman, berikut sederet keistimewaan film yang diangkat dari kisah di Marvel Comics dengan judul sama itu:

1. Sejak sebelum dirilis pada akhir Januari 2018, Black Panther telah menjadi perbincangan. Bukan hanya karena merupakan film megabudget (sekitar Rp2.9 triliun) namun juga karena merupakan film superhero kulit hitam dengan mayoritas pemain yang juga kulit hitam. Bahkan sang sutradara pun berdarah Afrika-Amerika.

2. Identitas kulit hitam yang begitu kuat tersebut ibarat pembuktian Hollywood atau industri film AS akan pandangan mereka terhadap kelompok kulit berwarna. Lewat Black Panther, mereka atau setidaknya Disney (sebagai pemilik Marvel) seolah menyatakan jika orang kulit berwarna memang penting dalam bangsa, negara dan budaya Paman Sam. Terlebih, industri perfilman AS saat itu tengah guncang karena isu pelecehan seksual dan ketidakberpihakan pada orang kulit berwarna. Kemudian, kondisi sosial masyarakat AS yang kian tersegregasi paska terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden.

3.Tidak ketinggalan pula, lewat Black Panter, Disney menunjukkan jika masyarakat kulit hitam menjanjikan dalam segi komersil. Sebab, Disney tentunya tidak akan yakin menggelontorkan budget besar jika tidak melihat profit yang akan diraup.

4. Terbukti, Black Panther masuk jajaran 10 film top tahun tersebut. Dari segi pendapatan, film yang dibintangi Chadwick Boseman ini menjadi film teratas di AS dan Kanada pada 2018, dan teratas kedua untuk level dunia pada 2018. Black Panther juga menjadi film kesembilan dengan raihan pemasukan tertinggi sepanjang masa (sekitar Rp13.7 triliun).

5. Sukses itu tidak heran karena kualitas film yang banyak dipuji. Itu termasuk jalan cerita punya banyak kejutan, setting dan efek sinematografi tingkat tinggi, koreografi adegan aksi yang tertata baik hingga kostum ciamik.

6. Kisah pergulatan identitas ditampilkan dengan tidak neko-neko melainkan terasa dekat juga dengan pergulatan nilai di kehidupan modern. Selain itu jalan film makin segar dengan sisipan humor yang pas. Soal sisi pergulatan identitas itu, Coogler yang juga sekaligus menjadi salah satu penulis naskah cerita mengungkapkan jika ia memang ingin membuat kisah superhero yang lebih dari biasanya. Selama ini pakem umum kisah superhero adalah drama mengharukan atau komedi-aksi. Namun di filmnya Coogler ingin juga mencakup genre lain yang penting."Yakni soal mengahadapi masalah-masalah sebagai orang keturunan Afrika," tutur Coogler dikutip Time.

7. Meski begitu tetap saja ada kelompok yang tidak suka dengan kehadiran film yang 'berbeda' ini. Sejak awal rilisnya, sudah langsung muncul grup-grup di Facebook yang membuat komentar negatif dengan maksud menghasilkan agregat review yang jelek di Rotten Tomatoes. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya