Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
DENGAN berlindung di balik papan, mereka berjalan mengendap. Dari arah berlawanan peluru dari bahan plastik menghujani mereka.
“Hit! begitu teriak mereka sambil mengangkat tangan jika tubuh terkena peluru. Mereka pun akan dinyatakan gugur dan harus meninggalkan arena laga. Begitulah di sebuah lapangan di wilayah Lengkong, Bandung, pada Minggu (13/1). Distromen Airsoft Bandung pun berkumpul untuk melatih kemampuan mereka lewat laga permainan airsoft gun. Ada sekitar 12 orang yang bertarung pada hari itu.
Meski hanya permainan, mereka melakoni serius layaknya berperang. Sebab itu, sebelum mulai tanding, strategi dirancang matang oleh setiap tim. Faktor keselamatan juga sangat diperhatikan lewat kelengkapan alat pelindung tubuh. Di sisi lain, mereka juga menjunjung sportivitas, termasuk jujur saat tubuh tertembak.
Ada dua sesi permainan yang mereka lakoni, yakni pertandingan tiga lawan tiga (3 on 3) dan lima lawan lima (5 on 5). “Permainan 5 on 5 ini yang model dipertandingkan di kejuaraan, jadi kita memang berlatih ini untuk persiapan kejuaraan,” jelas Dedi Kusnaedi setelah ambil bagian di laga tersebut kepada Media Indonesia. Pria berusia 39 tahun itu tampak cukup piawai memainkan airsoft gun-nya yang jangkauan pelurunya bisa mencapai 30 meter.
Tidak heran, Dedi memang bukan orang baru di olahraga ini. Ia pun salah satu pendiri dari klub yang dibentuk pada 2008 tersebut. Dedi yang mengaku hobi main perang-perangan sejak kecil menuturkan membentuk klub itu bersama dua orang rekannya yang juga berhobi sama. Mereka dipertemukan dari bisnis vendor pakaian distro yang sama-sama digeluti. Sejarah itu pula yang mereka sematkan di nama klub tersebut.
Bagi Dedi, kenikmatan olahraga airsoft terletak pada adrenalin yang terpacu. Meski begitu, bukan sekadar tembak-tembaknya, tantangan makin seru karena pemain dituntut untuk adu strategi. Ibarat paket lengkap, airsoft menyatukan uji nyali dan kecerdasan.
“Adrenalinnya. Artinya, bagaimana adrenalin kita ketika menghadapi musuh dengan strategi. Adu strateginya itu memang harus dinikmati benar. Jadi, fun-nya dari main airsoft itu benar-benar akan kita rasakan,” tambahnya.
Selain itu, Distromen sangat menekankan suasana persaudaraan sebab menurut Dedi, klub itu juga dibentuk bukan hanya untuk menyalurkan hobi, melainkan juga untuk silaturahim dan menumbuhkan kehangatan sosial. Hubungan itu hanya bisa terjalin jika para anggota merasa sebagai saudara, bukan sekadar anggota sebuah klub.
Tidak disalahgunakan
Berawal dari hobi, keseriusan mereka melakoni olahraga ini kian tumbuh. Tidak hanya itu, anggota baru pun bertambah. Kini, Distromen memiliki 60 orang anggota dan setengahnya merupakan anggota aktif. Menyadari jika airsoft gun ialah alat yang bisa membahayakan dan kepemilikannya berada di bawah aturan penegak hukum, maka Distromen pun menjalankan persyaratan ketat untuk keanggotaan.
Anggota Komisi Disiplin Distromen, Vendra Drenalde Mayza, menjelaskan jika setiap unit airsoft gun milik para anggota Distromen harus teregistrasi di kepolisian. Hal ini mengacu kepada aturan kepemilikan airsoft gun yang ada dalam Peraturan Kepolisian (Perpol) RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengawasan dan Pengendalian Replika Senjata Jenis Airsoft Gun dan Paintball.
Setelah itu, Distromen juga menerapkan screening tersendiri untuk memastikan jika calon anggota itu tidak punya catatan penyalahgunaan airsofut gun. Setelah menjadi anggota, aturan baku dari induk organisasi, yakni Persatuan Olahraga Airsoft Seluruh Indonesia (Porgasi) juga mesti diikuti.
Hal itu termasuk soal ukuran bantalan bola (ball bearing/BBs). Kekuatan airsoft yang dinyatakan dalam satuan feet per second (FPS) dan kelengkapan alat pelindung diri (APD). Pengalaman buruk karena lupa soal APD, dialami Wemphy. Senyumnya kini tidak sempurna karena dua gigi depan yang rusak akibat terhantam BBs. Saat itu Wemphy lupa memakai penutup muka.
“Pas bermain saya lupa penutup (muka), terus pas posisi senyum. Jadilah kena gigi,” ujar Wemphy. “Tapi, itu kenikmatan tersendiri,” tambah Wemphy yang tidak kapok bermain airsoft, tapi kini selalu tertib soal APD.
Wakil Ketua Distromen Airsoft Bandung Jaka Permana Putra menjelaskan jika olahraga tersebut juga punya aturan ketat soal cara menembak hingga sikap tubuh saat menembak. Menembak hanya diperkenankan di arena permainan. Sebab itu pula, saat membawa senapan, jari telunjuk tidak boleh berada di atas pelatuk (trigger off) agar tidak menyebabkan tembakan yang tidak disengaja. Selain itu, posisi menembak di arena pun diatur khusus. Semua hal tersebut dilakukan agar sisi bersenang-senang tidak melupakan keselamatan. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved