Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SETELAH puluhan tahun Pancasila ditahbiskan sebagai dasar dan ideologi negara serta kepribadian bangsa Indonesia, apakah kesaktiannya masih bisa diandalkan di tengah arus globalisasi dengan penetrasi beragam ideologi yang memboncengnya?
Kita menyaksikan situasi paradoksal. Secara konsepsional, Pancasila merupakan ideologi tahan banting yang kian relevan dengan perkembangan kekinian. Namun, secara operasional, terdapat jurang yang kian lebar antara idealitas Pancasila dan realitas pembumiannya.
Jurang lebar itulah yang menjadi sumber krisis kebangsaan hari ini. Kehidupan kebangsaan hari ini diliputi cuaca kebatinan dengan megamendung kerisauan, pertikaian, dan penggelapan. Sulit menemukan bintang penuntun yang menerbitkan kesamaan titik temu, titik tumpu, dan titik tuju. Visi kebangsaan ibarat cermin kebenaran yang jatuh dan pecah berkeping-keping. Setiap pihak hanya memungut satu kepingan, lantas memandang kebenaran menurut bayangannya sendiri. Rasa saling percaya pudar dan bineka warna sulit menyatu.
Demi mempertahankan Pancasila sebagai karakter bersama, penulis menawarkan pendekatan yang menarik, kreatif, dan holistis, dengan menempatkan Pancasila sebagai bintang penuntun yang dinamis dalam merespons dinamika sosial dan global yang kian kompleks.
Judul : Wawasan Pancasila
Penulis : Yudi Latif
Terbit : November 2018
Penerbit : Mizan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved