Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Puisi

Athif Thitah Amithuhu
28/10/2018 05:20
Puisi
(MI/Tiyok)

Kawarjangsa

Berduyun-duyun dengan kaki telanjang

Mendaki-daki disetiap jengkal telapak sendiri

Berkejaran kepastian dari bayang

Tak menyadari sampai ufuk fajar tenggelam

Mata lubuk hati menjadi jalan

Melangkah berliku suara dan bunyi

Melarikan kemapanan hening dan sunyi

Tiada sampai keletihan terobati

Memunggut serpihan-serpihan kehidupan

Aliran-aliran ketegaran turun mendekat

Menandakan kebebasan dengan tangisan

Pilu dan kasih kadaluwarsa

2018

Jalan

Ada sebuah jalan

Jalan yang biasanya dilewati oleh anak-anak sepulang

sekolah

Jalan yang berupa susunan batu kerikil yang ditata

Jalan yang selalu menemani anak-anak sekolah akan

berangkat menuju sekolah

Jalan yang sekarang sudah renta,

berlubang disana sini dan kerikil-kerikilnya sudah

menjadi pasir dan tanah

Jalan yang sekarang tidak pernah ada lagi yang

melewati,

kesunyian di kala berlubang menginginkannya datang

pada jalan kenangan

2016

Kedatangan

Apa yang mengingatkanmu pada kerinduan jantung

kota

Bila datang hanya dalam roman cerita dan buaian

kisah semu

Adakah dirimu diantara suara penjual kaos di trotoar

Yang menawarkan senyum tuk singgah

Aku kira kau lupa dengan kota ini

Yang mengajarkan kesetiaan

Karena saat ini keyakinanku masih sama dengan awal

kita bertemu

Kau adalah kedatangan aku dari kenangan lapuk

dimakan usia

2017

Rumah

Sekeping tanah

Pencari arah

Kebebasan menuju keterbatasan

Kepulangan dari kepergian

Bersinggah dalam ayunan

Menjelajah untuk pukulan

Kepada diri manusia,

papan kembali ialah sendu gurau mereka

2018

Belangga Pertemuan

Belum lama bukan peduli,

aku menunggu ketukan pintu hati

Kan ku terima lagi kedatangan,

kepada sepi yang menyertai

Angin berlalu,

meredam segala rasa penghantar bisu

Kala ranting dedaunan bergesek

Tuk menemui pintu lara

Tak terawat dan jarang terketuk lewat sapaan kabar

Berharap waktu melantunkan rekah dari merahnya

Datang pada setiap jiwa-jiwa persamaan

Nasib dan fi kiran menyatu

Tentang nurani kasih

Tentang mengerti rindu

2018

Rakeling

Fajar pagi mendatangkan hari suci

Gelombang-gelombang air lantas pergi

Menyisakan kilatan api

Meneteskan embun patahan ranting

Kayu menari di atas angin

Keberadaan jendela menutupi takdir

Kegelapan dari kaki langit

Berharap sinar akan terbit

Senja lebih memihak kepada timur

Bermunculan mengajak berdiri

Layu-layu terciprat oleh kebenaran

Benderang menjahit warna-warni luka

Genggam erat tangan ini

Sampai waktu kematian menjemput raga

Bertatap muka, serasa sejiwa

Bercinta di tepian, kubang permainan yang kau buat

sendiri

2018

Sandaran

Dosa tak ada yang memiliki

Karena memang sudah ada yang mati

Sepi batin bukanlah darimu, namun dari aku

Rangkulannya ialah kedamaian

Kecupanmu adalah kehampaan

Kau mencinta,

dan aku tak akan meninggalkannya

Aku tega mengungkap dosa ini

Kejujuran hati, aku tak kuasa menanggung derita kini

Cinta untuknya dari diriku

Ingin aku menjadi dua, agar tak mendua

Untuk tetap menjadi sandaranmu

Dan bersandar dari kepura-puraan kepadanya

2017

Harapan

Bergetar pada berjubel kecupan lisan

Mengingat angan merengkuh kepastian

Bisu gundah ditepian kekecewaan

Sudah lupa cara mengeja

Berpaling kecamuk tawaran tanda

Aku menjadi jalan setapak dari kaki langit

Berhamburan menggulung angin-angin suci

Bahagia sulut ambang keniscayaan diri

Kau bukan tangan-tangan belokan petunjuk arah

Mengurai dari kumpulan kerikil-kerikil dendam

menuju tanah

Kukusan pecah rentang masa bercumbu

Lenyap padam tak kunjung menemu

Sinar jingga penuntun,

mengungkap tengah menyatu

2018

Athif Thitah Amithuhu, lahir di Bantul, 1995. Mahasiswa

Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta ini pernah

menjadi redaktur buletin sejarah Sanskerta (2013-2015)

dan aktif di Pondok Budaya Kaliopak Yogyakarta (2015-

2017). Puisinya yang berjudul Mengenang Janji Adinda

menjadi bagian dalam buku antologi puisi pilihan

Festival Seni Multatuli 2018. Sekarang aktif mengajar

di Sanggar Pulokadang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya