Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
DENTING piano mengalunkan intro lagu Bohemian Rhapsody, dan seantero Stadion Wembley pun bergemuruh. Bersama Freddie Mercury (Rami Malek), 70 ribu lebih orang yang memadati Wembley, kompak menyanyikan bait-bait salah satu lagu terikonik milik Queen tersebut.
Mereka pun menjadi saksi kembalinya band tersebut ke atas panggung setelah beberapa lama vakum. Walau Queen hanya tampil sekitar 21 menit, momentum dalam konser Live Aid 1985 itu terus dikenang hingga sekarang.
Performa Queen pada konser terakbar pada sejarah musik rock tersebut menjadi titik pijak kisah film Bohemian Rhapsody yang akan tayang di sinema Tanah Air mulai pekan depan. Sebuah film biopik tentang Queen, band legendaris Inggris yang mendunia, dengan tokoh sentral sang vokalis, Freddie Mercury.
Hampir semua hal tentang Freddie dan Queen dihadirkan di film ini, mulai awal pertemuan penyanyi bernama asli Farrokh Bulsara itu dengan gitaris Brian May (Gwilym Lee) dan drummer Roger Taylor (Ben Hardy), kelahiran Queen, proses pembuatan lagu dan rekaman, hingga drama-drama di dalam band.
Tentu saja film ini tidak melulu soal musikalitas Queen. Walau tidak mengeksplorasi secara mendalam sisi personal Freddie--yang dikenal introvert dan kerap menolak wawancara--film ini menyentuh kehidupan percintaan dan orientasi seksualnya yang (saat itu) kontroversial.
Adegan ketika Freddy mengungkapkan kompleksitas diri dan perasaannya kepada sang tunangan, Mary Austin (Lucy Boynton), merupakan salah satu bagian yang paling mengharukan.
Mary mungkin bukan tidak menyadari gelagat tersebut mengingat pertemuan pertama mereka ialah ketika Freddie memilih-milih busana perempuan di toko tempat Mary bekerja. Namun, alih-alih heran, sosok yang menjadi inspirasi lagu Love of My Life itu justru membantu mendandani Freddie.
"Aku suka caramu bergerak di panggung. Seluruh ruang jadi milikmu. Tak bisakah kau lihat potensimu?" ujar Mary saat merias Freddie.
Bohemian Rhapsody pun tak luput menyoroti momen-momen akhir Freddie yang divonis menyandang AIDS. Freddie meninggal dunia pada 24 November 1991 di usia 45 tahun karena komplikasi AIDS yang dideritanya.
Gigi palsu
Di Indonesia, Malek mungkin lebih dikenal sebagai pangeran Mesir Kuno lewat trilogi film Night of the Museum. Namun, di Amerika Serikat, aktingnya di serial televisi Mr Robot telah mendapat pengakuan berupa nominasi Golden Globe untuk aktor terbaik.
Untuk menjelma Freddie, Malek mengemukakan dirinya harus menjajal ribuan kostum. Ia pun harus berlatih koreografi berjam-jam setiap hari agar bisa semirip mungkin dengan Freddie yang terkenal akan aksi panggungnya yang teatrikal nan spontan. Demi totalitas pula, Malek selama 6 bulan syuting, 'berkawan' dengan gigi palsu yang mesti dikenakannya saat menjadi Freddie--dan dibawanya pulang sebagai suvenir pascasyuting.
Ia sempat kesulitan mereka ulang karakter Freddie mengingat ketertutupan vokalis flamboyan itu di masa hidupnya. Akhirnya, Malek pun berpaling kepada lagu-lagu Queen yang menurutnya merupakan jurnal kehidupan Freddie.
"Aku harus mengetahui Freddie untuk memahami siapa dia dan apa yang ia lakukan," kata Malek dalam cuplikan video sebelum film diputar.
Sejak dirilis perdana pertengahan lalu, sejumlah kritikus film memuji akting Malek dalam Bohemian Rhapsody sebagai kualitas Oscar, walau tidak sedikit pula yang menilainya berlebihan.
Beberapa hal yang paling dipuji dari Malek ialah ketika ia mengibaskan mikrofon yang terlihat sangat natural, sebagaimana sering dilakukan Freddie di atas panggung. Selain itu, dari gestur dan penghayatan karakter, Malek terlihat nyaris tanpa cela, terutama pada saat Freddie telah beralih dari remaja gondrong menjadi pria kelimis dengan kumis perlente.
Bahkan, sang sutradara--yang dipecat jelang akhir film--Bryan Singer, mengaku yakin Malek bakal sukses memerankan Freddie sejak pertama bertemu. "Wow, itu adalah Freddie. Ini akan menjadi penampilan terbaik," tutur Singer mengingat pertemuan perdananya dengan Malek.
Kendati film ini berfokus utama pada sosok Freddie, tidak berarti anggota-anggota Queen lainnya mengabur. Lewat sejumlah adegan, penonton mendapat gambaran tentang sosok Taylor yang populer di kalangan fan perempuan, atau kelahiran tembang We Will Rock dari May dan Another One Bites the Dust dari John Deacon (Joseph Mazello).
Adapun Bohemian Rhapsody yang dijadikan judul film ini merupakan salah satu lagu Queen yang dianggap paling jenius dan epik karena memadukan genre musik rock hingga opera. Lagu berdurasi sekitar 6 menit itu sempat ditolak produser EMI, Ray Foster (Mike Myers), tetapi ternyata meledak di pasaran.
Selain menghadirkan cerita tentang Queen, film Bohemian Rhapsody juga menampilkan lagu-lagu legendaris, seperti Radio Ga Ga, Hammer to Fall, Crazy Little Thing Called Love, We Will Rock You, We Are the Champion, Love of My Life, Too Much Love Will Kill You, hingga I Want to Break Free.
Untuk bagian menyanyi, Malek mengakui film ini menggunakan teknik penggabungan (amalgamation) dari sejumlah suara, termasuk suara Freddie. Alasannya tentu saja sederhana. "Tidak ada yang bisa menyanyi seperti Freddie," ujar Malek lugas. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved