Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Hunter Killer membawa kita pada kisah kudeta di tengah ancaman meletusnya perang dunia ketiga.
Kapal selam yang dipimpin kapten Joe Glass (Gerard Butler) dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menyusuri bawah Laut Barents, menyusup hingga menuju Semenanjung Kola, teras belakang militer Rusia.
Glass belum pernah sekalipun menjadi kapten. Namun, ia kini dibebani misi berat untuk melacak keberadaan salah satu kapal selam AS yang hilang di wilayah perairan Rusia itu, sekaligus mencari tahu konflik yang terjadi di Laut Barents sekaligus.
Di tengah penjelajahannya di Samudra Arktik, Glass justru menemukan fakta adanya upaya sabotase di internal angkatan laut Rusia, sebagai bagian dari drama kudeta yang tengah berlangsung di 'Negeri Beruang Merah' itu.
Bersama Kapten Sergei Andropov (Michael Nyqvist) yang ia tolong, Glass dengan dukungan tim elite Navy SEAL berupaya menyelamatkan Presiden Rusia Zakarin (Alexander Diachenko) yang tengah disandera. Jika gagal, dunia terpaksa menyaksikan lagi perang antara dua negara adidaya.
Film action yang disutradarai Donovan Marsh --dan diproduseri Butler-- ini sekilas mengingatkan akan film lawas, The Hunt for Red October. Sama-sama menyajikan penjelajahan bawah laut, sama-sama diangkat dari novel, dan sama-sama berkutat pada hubungan panas-dingin AS dan Rusia. Namun, ketegangan yang terbangun pada Hunter Killer, walau menebar lebih banyak aksi, kalah intens dengan The Hunt for Red October. Di sisi lain, teknologi memungkinkan Hunter Killer untuk mempertontonkan pertempuran bawah laut yang lebih sedap dipandang
Dalam perspektif kekinian, kisah berdurasi dua jam yang berpusar pada perseteruan AS vs Rusia lewat kekuatan militer ini terasa usang. Mungkin akan lebih relevan andai kisah bertumpu pada kebocoran data, atau spionase intelijen yang memanfaatkan kecanggihan teknologi digital. Satu-satunya pemakluman ialah dengan mengingat naskah film Hunter Killer dibuat pada 2011 sehingga apa boleh buat jika ada rasa kedaluwarsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved