Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Mencicipi Cita Rasa Nasi Arab

Riz/M-3
27/10/2018 23:15
Mencicipi Cita Rasa Nasi Arab
(MI/RIZKY)

BAGI penggemar makanan Arab, pasti sudah familier dengan restoran Al Jazeerah. Restoran ini sudah memiliki beberapa cabang di Jakarta, salah satunya di kawasan Polonia, Jakarta Timur.

Saat berkunjung ke restoran ini, coba hidangan favorit mereka, yakni Nasi Arab yang berbahan dasar nasi basmati. Ada 3 jenis nasi yang bisa dicoba, pertama ada Nasi Mandi. Nasi Mandi biasanya berwarna kuning dan rasanya gurih.

"Kalau kami itu nyebutnya butter rice, warnanya kuning tapi dominan, masih dominan putih," jelas Manager Operasional Resto Al Jazeerah Polonia Maselogiri Noegroho kepada Media Indonesia pada pertengahan September.

Nasi Mandi ini terbuat dari beras basmati yang dimasak bersama rempah apron, rempah asal Timur Tengah. Selain dimasak dengan rempah apron, proses memasaknya pun menggunakan teknik tanur. Teknik tersebut membuat kambing oven yang digantung di atas nasi menetes bumbunya ke nasi, yang sedang dimasak di atas bara. Kambing yang digunakan sebagai lauk Nasi Mandi tersebut diproses dengan cara dioven dan ditanur.

Nasi kedua ialah Nasi Kabsah. Nasi ini berwarna sedikit cokelat pekat. Bumbu yang digunakan selain rempah khas Timur Tengah, ada tomat dan sedikit cabai. Nasi ini terasa gurih, dengan sedikit asam tapi tidak pedas.

"Hidangan Nasi Kabsah ini dipadukan dengan lauk kambing atau ayam yang dimasak dengan cara direbus, dengan bumbu tomat dan rempah Timur Tengah, dan ditiriskan. Nanti daging kambingnya direbus dalam bumbu tomat itu, sebelum dihidangkan ditiriskan agar kering sehingga tidak berkuah," ujar Maselogiri.

Tentunya tidak boleh melewati Nasi Biryani. Teknik memasaknya mirip dengan Nasih Kabsah dengan cara diaron menggunakan alat khusus. Nasi ini memberikan sensasi pedas hangat.

"Tekniknya sama dengan Kabsah, sama-sama seperti diaron, kami masukkan nasinya, tapi ada alat macam baskom di tengahnya lalu diisi rempah yang bisa menyerap rasa dan setelahnya akan dibuang," jelas Maselogiri.

Meskipun rasa Biryani sedikit pedas, rasa pedas tersebut berbeda dengan rasa pedas Indonesia. Bukan pedas cabai, melainkan pedas dari rempah-rempah yang digunakan.

"Pedasnya Timur Tengah berbeda dengan pedasnya Indonesia, di sana itu pedas hangat bukan yang pedas rawit, jadi pakai rempah kalau di sana," ungkapnya.

Tidak hanya nasi, coba juga Idam Musabal. Hidangan ini sejenis kari kambing yang diberi sayuran, seperti wortel, kembang kol, buncis, dan kentang. Cara menikmatinya cukup dengan menyelupkan roti pita. Meski sedikit berminyak, hidangan tersebut pas dengan roti pita dan tekstur daging kambing yang lembut dan tidak berbau.

Untuk penutupnya coba Umm Ali yang mirip dengan bubur. Hidangan ini terbuat dari croissant, susu, coconut powder, dan whip cream yang rasanya tidak terlalu manis. Selain itu, juga ada jus kurma yang bertekstur sedikit kental dengan rasa manis yang pas.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya