Istri Ernest Prakarsa makin Percaya Diri setelah jadi Korban Bully

ISTRI komedian Ernest Prakarsa, Meira Anastasia mengaku makin percaya diri setelah jadi korban bully di media sosial karena tampilan fisiknya. Alih-alih merasa rendah diri, dia justru merancang kekuatan untuk menghadapi berbagai tekanan itu dengan berbagai kegiatan positif. Salah satunya dengan menulis buku berjudul "Imperfect" yang akan dicetak untuk ke-4 kalinya.

Meira mengatakan, ide untuk menulis buku Imperfect diawali dengan hadirnya komentar kurang menyenangkan yang dialami di Instagram. Katanya, pelbagai komentar berupa sindiran itu diterimanya karena menjadi seorang istri publik figur. "Aku adalah mamak beranak dua yang suka sharing tentang segala macam hal di akun Instagram. Salah satunya, tentang positivisme body image," katanya dalam acara #SharingMamakMeira Vol 1 di Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (2/8).

Acara yang diprakarsai Penerbit Gramedia Pustaka Utama itu menghadirkan seorang psikolog Rosalina Verauli untuk membahas dan diskusi terkait body shaming. "Kadang-kadang orang ngomong enteng banget, mereka tidak sadar itu bisa melukai perasaan orang atau sakit hati. Tetapi saya melihatnya persepsi berbeda juga dengan dukungan suami," tutur Meira.

Lewat buku, Meira yakin bisa menjadi teman bagi mereka yang sedang berjuang menghadapi hal serupa dalam hidupnya. "Melalui buku ini, aku ingin mengajak pembaca bersama-sama belajar menghargai, mencintai, menerima dan berdamai dengan tubuhnya," lanjut Meira yang saat ini menetap di Jakarta bersama suami dan kedua anaknya.

Selain menulis buku, dia juga semakin aktif di layar lebar. Setelah ikut mengembangkan cerita di Cek Toko Sebelah (2016), kembali berduet dengan suaminya untuk menulis skenario Susah Sinyal (2017) yang ditonton lebih dari dua juta orang. Selain disibukan dengan rutinitas itu, ia tetap menjadi seorang istri sambil berbagi cerita #SharingMamakMeura dan tutorial olahraga #meurahomeworktutorial melalui akun Instagram @meiraanastasia.

"Ternyata mengakui dan menerima ketidaksempurnaan malah bisa menjadi obat ampuh daripada berusaha menyembunyikannya. Aku bisa lebih berkembang setelah menerima ketidaksempurnaan karena aku tahu bahwa aku tidak sempurna dan itu tidak apa-apa karena hidup berjalan seperti biasanya," pungkasnya. Buku Imperfect telah mendapat respon positif dari masyarakat. Bahkan sebanyak 14 ribu eksemplar telah dicetak 4 kali sejak diterbitkan pada Mei 2018. (M-4)