Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Merayakan Gim Karya Indonesia

Fathurrozak
22/7/2018 03:30
Merayakan Gim Karya Indonesia
(MI)

SETELAH kacamata monitor, penyuara jemala (headphone), dan pengontrol nirkabel disematkan di tangan, Muda menjajal gim realitas virtual (VR) buatan pengembang gim lokal Agate. Kita berada dalam situasi penuh balon, dalam ruang di atas ketinggian.

Tugasnya cukup sederhana, memecahkan balon dengan jarum, menemukan kunci di dalamnya, agar bisa membuka pintu. Muda pun berhasil menyelesaikan tantangan itu dalam kurun waktu dua menit. Namun, yang menarik ialah pengalaman visual di dalam dunia virtual, sedangkan tubuh kita juga mengalami seperti yang terjadi di dalam visual tersebut.

Seperti saat Muda berhasil menyelesaikan tantangan gim yang dinamai VR Factor ini, Muda lalu terjun dari ketinggian, seakan tubuh juga ikut terjun, dan spontan berteriak merasakan adrenalinnya. Mungkin mereka yang ada di sekitar melihat kita bermain, merasa aneh. Kenyataannya, pemain gim sedang ada di realitas lain.

Pengembang gim lokal

Agate merupakan salah satu pengembang gim lokal yang sudah bolak-balik ke berbagai acara gim internasional. Dalam helatan Bekraf Game Prime (BGP) 2018, mereka memboyong tiga proyek gim utama dalam fokus pemasaran. Co-founder Agate, Aditia Dwiperdana, saat dijumpai Media Indonesia mengakui timnya memang lebih fokus untuk menggarap gim yang bisa diakses kanal mobile. Namun, berkaca dari BGP tahun ini, ia melihat trennya, banyak pengembang yang justru memproduksi gim desktop komputer.

"Sebenarnya agak berbeda sudut pandang dari konsumen atau pengguna dengan pengembang. Dari sisi konsumen, mereka akan lebih memilih gim yang jangkauannya lebih luas. Karena kita tahu juga saat ini kemudahan orang akses smartphone. Sementara dari pengembang gim, mungkin karena masih baru juga, belum terlalu aware dengan market, kondisinya seperti apa. Kami pun dulu bikin awal untuk gim PC. Namun, kan lihat lagi dari market-nya, banyakan mana, pengembang luar pun akhirnya mengincar pasar (game mobile) kita." tuturnya, pada Minggu (15/07).

Gim memang populer di Indonesia, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu bagian dari budaya pop. Dari gim, bermunculan pula karakter cosplay. Bahkan seperti gim Dreadout yang akan difilmkan oleh Kimo Stamboel dari Mo Brothers.

Merintis industri lokal

Sayangnya, kepopuleran gim di Indonesia barulah pada euforia penggunanya, sedangkan industrinya masih sepi dan minim pelaku. Untuk kawasan Asia Tenggara, lanjut Adit, Indonesia masih kalah kuantitas pengembang gim dengan Vietnam dan Thailand. "Jadi jangan sampai industri gim terutama mobile mati, gara-gara kondisi para pengembang kita enggak bisa baca pasar, dan justru pasar kita direbut sama pengembang gim luar."

Kondisi ini yang juga menjadi perhatian Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang juga menjadi induk industri gim. "Yang paling banyak persentasenya ialah gim mobile ketimbang konsol, di Indonesia pada 2017, market share-nya tercatat US$880. Namun, pemain asing semua yang dapat mengeksploitasi market kita. Sementara pemain lokal, kurang dari 10%," buka Kepala Subdit Manajemen Pelaksanaan TIK Bekraf, Muhammad Azhar Iskandar Zainal, Minggu, (15/07). Ia melanjutkan, dari angka tersebut, hanya terserap dari 3% gim berbayar.

Sumbangsih industri gim terhadap produk domestik bruto (PDB) memang masih tergolong kecil. Namun, dinilai potensial. Pada 2015-2016 kontribusinya ada di angka 2-3%, sedangkan 2016-2018 melesat di angka 7.2%. Azhar pun mewanti-wanti, bila para pengembang lokal tidak membaca pasar, tidak mustahil pengembang asing merebut pasar potensial Indonesia.

Banyak faktor memang penyebab minimnya SDM di industri gim lokal. Salah satunya, baik menurut Adit maupun Azhar, menganggap kekurangan suplai talenta, maupun sumber penyedia talentanya. Adit berpendapat, perkembangan di dunia akademik seperti kampus, tidak sedinamis industrinya sehingga tidak mampu mengimbangi. Sementara itu, Azhar menyebut, para lulusan perguruan tinggi, hampir 80% kurang cakap menguasai koding dan berbagai talenta digital lain.

Merayakan gim

Salah satu upaya Bekraf ialah dengan memberikan ekspos kepada para pengembang gim lokal, lewat Game Prime, maupun Developer Day. Ini sebagai salah satu jalan mengembangkan kuantitas dan kualitas para pelaku industri gim, sekaligus menguatkan ekosistem industri.

"Minimal upaya yang pemerintah lakukan ini, konsumen Indonesia tahu kualitas gim Indonesia berkualitas dan sudah diakui dunia, juga untuk tingkatkan awareness terhadap gim Indonesia untuk orang yang belum tahu."

Bekraf juga berupaya mendekati para pelaku industri gim lokal hingga ke beberapa daerah, seperti Surabaya, Makassar, hingga di Jayapura yang ternyata punya sekitar 300 pengembang gim. Pelatihan dengan para pembicara perusahaan multinasional, juga pemberian beasiswa yang sudah menyentuh 600 beasiswa di seluruh Indonesia.

Salah satu pengembang gim yang mencuat dari program fasilitasi Bekraf ialah Lentera Nusantara, yang saat Maret lalu berangkat ke San Fransisco untuk business to business di Game Connection 2018. Dari pertemuan itu mereka bertemu dengan beberapa publisis potensial, hingga di acara gim internasional selanjutnya mereka berhasil menjalin kerja sama dengan publisis Aksys Games untuk gim Ghost Parade.

Aksys Games merupakan publisis yng berpusat di Torrance, California, Amerika, sejak 2006. Spesialiasasi mereka sering membawa gim-gim produksi Jepang yang bagus untuk dipasarkan ke Amerika, dan memang menyukai jenis gim dengan kekuatan budaya lokal, seperti Ghost Parade yang membawa lelembut nusantara.

"Publisis juga sepemahaman dengan kami, yang enggak ingin cuma produksi gim, tetapi juga menyediakan merchandise yang bisa diekspor. Ini juga punya potensi menyerap SDM untuk memproduksi merchandise gim," ungkap Co-founder Lentera Nusantara, Wahyu Agung Pramudito.

Memperkuat ekosistem industri gim Indonesia bisa dijalankan secara serentak berbagai pihak, baik Bekraf sebagai payung lini kreatif, maupun pelakunya, para pengembang gim untuk bisa saling bertukar pengetahuan dan membaca pasar agar tidak kecolongan atau semakin ketinggalan dari pengembang internasional. (M-1)

Opini Muda

Ahmad Albiansyah, Kelas XII SMA 1 Jakarta

Acara Bekraf Game Prime ini bagus ya, karena kan jarang ada yang gratis. Jadi salah satu daya tarik buat datang. Kalau biasanya sih gue ngegim konsol, kayak Play Station. Nah bagusnya lagi di sini bisa bantu kasih tahu, gim-gim Indonesia.

Tenty Luay Sari, Teknik Informatika Universitas Negeri Malang

Ini sih kedua kalinya gue dateng di Game Prime, tapi kayaknya ramai tahun lalu ya. Gue lebih menikmati gim PC, soalnya sambil ngobrol sama teman. Seru di sini, banyak gim-gim lokal, booth komik, tapi agak disayangkan gim-gim lokal masih kurang ekspos.

Ardhana Putra Wibowo, Kelas XII SMA di Tangerang

Ternyata di sini banyak gim lokal yang saya lihat lumayan menarik. Perlu dikembangkan lagi sih mungkin biar bisa tembus pasar internasional, atau mungkin juga karena promosinya yang kurang. Biasanya saya main gim PC sejenis Open World, FPS, RTS, kadang ya dalam sebulan untuk beli yang premium habis Rp600 ribu, rata-rata.

How To:

Sebagai salah satu bagian dari budaya pop, rupanya gim juga melahirkan tren-tren yang enggak cuma sebatas permainan. Namun, seperti yang dilakukan Lentera Nusantara lewat Ghost Parade-nya mereka memproduksi pernak-pernik.

Ada juga para cosplayer, sebutan para pelaku cosplay. Saat berkunjung ke Bekraf Game Prime 2018 di Balai Kartini pekan lalu, rupanya banyak juga lo, cosplayer yang mengambil karakter dari beberapa tokoh di gim. Nah, ada beberapa tips dari Supervisor Kostum Properti Order 66, Tatang Gunawan, untuk kita yang maju menjajal cosplay. Yuk, simak!

1. Mendalami Karakter

Karena kita akan memerankan seorang tokoh dalam suatu gim, yang perlu kita lakukan yang pertama ialah mendalami karakter yang menjadi pilihan kita.

2. Inisiatif dan Eksperimen

Ternyata, dalam cosplay enggak harus terus-terusan mengikuti karakter yang ada di gim, film, atau anime lo Muda! Kamu juga bisa mengkreasikan karakter orisinalmu sendiri, dengan bereksperimen dan melakukan inisiatif. Kamu bisa memulai dengan menggunakan perlengkapan yang jarang dieksplorasi.

3. Gabung Komunitas

Ini merupakan tempat mengalirnya berbagai informasi. Kalau Muda ingin bereksperimen, enggak ada salahnya kamu bertanya di forum komunitas cosplayer. Mereka pasti akan memberi tahu cara mendapatkan properti atau bahan yang digunakan.

Selamat mencoba jadi cosplayer!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya