Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
ANGGUN sekaligus tangguh. Begitulah koleksi adibusana musim gugur 2018 dari desainer senior Paris, Jean Paul Gaultier.
Jas pendek berpundak tegas, misalnya, ia padukan dengan rok panjang yang juga hitam pekatnya dan blus panjang putih asimetris.
Predikat Gaultier yang unggul dalam jahitan dekonstruktif, juga terlihat jelas dalam pola melingkar dan mengembang di bagian bawah blus itu, begitu pula dalam bentuk kerah lipatan-lipatan di dada.
Selain itu, ada pula dress bustier dengan kancing ganda hingga setelan celana lonceng dan blus ekstra panjang dengan lengan yang menjuntai hingga ke lantai. Semuanya, meski juga seksi dan provokatif, tetap dibalut dengan karakter kuat lewat jahitan tegas.
Perkawinan karakter feminin dan maskulin memang bukan baru untuk Gaultier. Di awal tahun 80-an, desainer yang kini berusia 66 tahun tersebut menjadi berita utama di korankoran karena membuat rok untuk pria.
Kali ini, jiwa ‘pemberontakan’ Gaultier memang tidak semeledak dahulu, tetapi dalam koleksi itu pun sebenarnya ia menyelipkan pesan nyeleneh soal larangan merokok. Palet warna monokrom sengaja dipilih sebagai representasi asap rokok. Begitu pula dengan pola melingkar hingga aplikasi bulu-bulu di pinggir busana. Kalimat ‘Merokok atau tidak Merokok’ yang ditampilkan di latar panggung peragaan juga semakin menegaskan sentilannya pada gaya hidup masa kini.
Keindahan tersembunyi Kesan ketangguhan feminin juga terlihat dalam koleksi Christian Dior. Namun, sang desainer kepala, Maria Grazia Chiuri, mengambil ketangguhan ala militer dan feminitas ala balerina.
Maka salah satu wujudnya ialah setelan jaket ala militer dengan kancing ganda dengan lengan a-line. Sementara itu, padanannya ialah rok pensil yang seksi.
Secara keseluruhan, terjemahan Chiuri tentang adibusana Dior ialah tentang busanabusana yang dibentuk dan terkonstruksi dengan ketegasan dan keindahan, tetapi dengan tampilan yang tetap elegan dan kalem. Di sisi lain, kolokasi itu juga sarat dengan detail yang penuh ketelitian seperti sulaman yang penuh dengan sematan payet dari kayu.
“Adibusana itu tentang sesuatu yang tersembunyi. Jika kamu pergi ke perancang, kamu ingin mendandani dirimu dan kamu tahu ada orang yang benar-benar akan menanganimu,” jelas Chiuri, di sela-sela peragaan yang berlangsung pada Senin (2/7).
Ia juga menambahkan bahwa kualitas yang dihasilkan dari pengerjaan tangan memang membutuhkan waktu lama. Selain itu, koleksi adibusana juga sarat inovasi karena bervisi ke masa depan.
Koleksi unik lainnya ada dari peragaan koleksi Alexandre Vauthier. Desainer yang menjadi langganan Beyonce dan ibu negara Prancis Brigitte Macron ini juga mengeluarkan busana perempuan bergaya maskulin dengan setelan jas, vest, dan celana.
Vauthier memasukkan unsur seksi lewat bot berlingkar super besar, tetapi berujung runcing.
Sepatu bot itu juga sengaja dibuat dengan material yang tidak kaku sehingga tampilannya seperti kaus kaki longgar yang merosot. Gaya sepatu ini pun memberikan tampilan modern dengan cara yang unik.
“Modernitas dan daya tarik bagi saya adalah dengan membuat kembali (yang sudah ada) dengan teknik yang baru),” tukasnya. (Vogue/WWD/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved