Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Dari Luka Menjadi Mutiara

Suryani Wandari Putri P
05/11/2017 01:01
Dari Luka Menjadi Mutiara
(MI/Duta)

Berada di akuarium, beberapa kerang jenis Pinctada maxima berukuran 5 cm dan 12 cm itu tampak berdiri menancap di antara pasir-pasir di bawahnya seraya membuka celah cangkangnya. Kerang-kerang itu menjadi tontonan pengunjung Science Expo, Senin (23/10), di Balai Kartini, Jakarta.

Saat mendengar kata kerang, tentu kalian pun langsung menghubungkannya dengan benda berkilau yang indah, kan? Iya, mutiara. Mutiara memang sudah dikenal sebagai batu permata dan objek keindahan selama beradab-abad lo. Biasanya mutiara digunakan dalam seperti kalung, cincin atau anting, bahkan bubuk mutiara pun dijadikan sebagai kosmetik.

Aneka fungsinya yang terkait dengan keindahan membuat mutiara dijual dengan harga yang mahal. Namun, tahukah Sobat Medi, untuk memproduksi mutiara, rupanya hewan ini harus berjuang dan berkorban lo. Penasaran ya? Ikuti Medi ya!

Kegunaan kerang

Memiliki tubuh yang lunak, ditutup dengan cangkang atau katup yang simetris, tidak semua anggota tubuh kerang berguna. Seperti yang kita ketahui, bagian dalam tubuhnya bisa dikonsumsi karena memiliki kandungan protein tinggi asam amino, yang mudah dicerna. Kerang juga mengandung asam lemak omega 3 yang baik bagi kesehatan jantung walaupun dalam jumlah yang lebih rendah daripada ikan salmon, tuna, dan makerel.

Tak hanya itu, cangkangnya pun biasanya digunakan untuk hiasan, mebel, dan lainnya. Untuk menghasilkan mutiara, ada beberapa jenis kerang seperti Pinctada maxima, Pinctada margaritifera, Pinctada fucata, serta Pteria penguin, penghasil mutiara di air tawar.

Tubuh yang terluka

Sobat, saat kerang itu membuka katupnya sebenarnya itu cara ia makan. Ia menyedot air, menyaring plankton untuk dimakan kemudian mengeluarkan kembali air bersih. Saat itulah bisa saja batu, pasir, atau benda asing masuk.

Menurut Kak Muhammad Firdaus, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam memproduksi mutiara, kerang ini harus dirangsang terlebih dahulu lo. Bisa dibilang mutiara itu hasil kerang untuk mengobati dirinya sendiri. Lo memang kenapa?

"Benda asing yang masuk akan menyebabkan kerang merasa sakit, kaya kita ketika jalan tiba-tiba ketusuk paku, sakit, kan? Kalau kita kan punya tangan, dicabut dan kasih obat, tapi bagi kerang susah untuk mengeluarkannya. Yang dia lakukan untuk mengurangi rasa sakit dengan cara mengeluarkan substansi tertentu, yaitu nacre," kata Kak Firdaus.

Nacre merupakan bagian dari cangkang dalam yang berkilau yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Proses ini sama dengan proses pembentukan tulang pada manusia. Nacre inilah yang disebut dengan mother of pearls atau ibu mutiara. "Nacre akan menyelimuti benda asing tersebut. Lama kelamaan makin tebal lapisannya sampai akhirnya lembut atau halus, jadi enggak sakit lagi buat si kerang," lanjut kak Firdaus.

Operasi kerang

Namun, sobat, di habitat alamnya, kemungkinan kerang kemasukan benda asing sangatlah kecil, bisa 1:10 ribu lo. Artinya, dari 10 ribu kerang, mungkin hanya ada 1 yang ada mutiaranya. Untuk memastikan supaya kerang berisi mutiara, yang dilakukan operasi pada saat usianya 22 bulan atau ukuran 12 cm.

Balai Bio Industri Laut Pusat Penelitian Oseanografi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, ini sudah bisa membudidayakan mutiara dengan cara operasi lo. Sebelumnya, Kak Firdaus bersama peneliti lainnya harus membuat kerang ini berpuasa selama 40 hari dengan membungkusnya dengan kain agar lemas dan mudah untuk dibuka cangkangnya selama proses operasi.

"Biasanya bahan nukleusnya berbagai macam, ada yang pakai plastik, ada juga pakai cangkang kerang. Ukuran nukleus yang dimasukkan sekitar 0,4 cm-0,6 cm pada kelenjar gonat atau kelenjar kelamin, agar tidak terlepas," kata Kak Firdaus. Dalam 18 bulan, nukleus ini akan terlapisi antara 0,2 dan 0,4 cm. Jadi, hasil akhirnya berdiameter 0,8 sampai 1,2 cm.

Selain nukleus, ada donor mantel dari kerang lainnya yang dimasukkan. "Mantel ini bagian ujung daging kerang, sel atau jaringan di dalamnya ini bertugas menghasilkan nacre. "Pendonoran mantel ini untuk memastikan ada jaringan yang menghasilkan nacre. Setelah masuk ke gonat, sel dalam mantel ini akan membelah diri.

Dipanen berkali-kali

Setelah dipanen di bulan ke-18, kerang ini masih bisa memproduksi mutiara kembali untuk kedua kalinya, dengan ukuran mutiara yang lebih besar lo. Namun, jika ingin melanjutkan di fase berikutnya, kerang hanya mampu memproduksi berbentuk setengah saja. Di sini pun bisa dibentuk semaunya seperti segitiga, kotak, dan lainnya.

Harga mutiara

Mengenai harga, tentu sobat Medi sudah tahu kan kalau mutiara cukup mahal. Harga untuk kualitas paling rendah saja bisa dijual dari harga 50 ribu hingga 50 ribu sampai 150 ribu per biji. Jika kualitasnya bagus dijual per gram 250 ribu sampai 1 juta per gramnya. "Setiap butir bisa 2 sampai 5 gram lo, dengan variasi warna emas dan perak tergantung warna cangkang kerangnya," kata kak Firdaus.

Tak mengherankan mutiara ini dihargai mahal ya sobat karena prosesnya yang lama dan rumit. Apalagi, kerangnya harus terluka demi menghasilkan mutiara.(Suryani Wandari/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya