Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Aplikasi Donasi Karya Anak-Anak Garut

Suryani Wandari Putri
22/10/2017 00:31
Aplikasi Donasi Karya Anak-Anak Garut
(Dok. Pribadi)

KEMISKINAN, masih saja menjadi penghalang seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan, banyak juga pelajar yang putus sekolah karena kekurangan biaya dan mereka pun membantu orangtua bekerja lo. Kondisi seperti ini pun terjadi bukan hanya di pelosok, tapi di kota-kota maju sekalipun.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka ya sobat? Anak-anak Garut ini punya solusinya lo. Yuk kenalan dengan mereka!

Paling kecil

Bertemu di Kompetisi Geo Innovation Boot Camp 2017 yang diselenggarakan Badan Informasi Geospasial, mereka berempat paling muda di antara pesaing, yakni SMA hingga kuliah.

"Memang tidak ada batasan umur dalam mengikuti kompetisi ini, yang penting idenya itu menarik dan dapat bermanfaat bagi banyak orang," kata Pak Supra Jaka, Kepala Pusat Standardisasi Kelembagaan Badan Informasi Geospasial setelah pembukaan acara, Sabtu (14/10) di Saung Dolken Bogor.

Pak Supra Jaka pun mengungkapkan kompetisi ini diselenggarakan untuk menemukan potensi inovator muda dalam rangka kemandirian geospasial.

Geospasial berarti ruang kebumian, aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Kalian tentu sudah pernah menggunakannya, kan?

Itu lo seperti Google Maps untuk melihat tempat atau arah jalan. Inovasi peserta pun dapat berupa gagasan awal atau gagasan yang sudah ada prototipe dalam bentuk aplikasi.

Pemetaan pelajar miskin

Untuk bersaing dengan peserta lain yang berasal dari seluruh Indonesia, siswa yang sama-sama alumnus SD Negeri Regol 10 Garut ini menciptakan aplikasi bertajuk Pemetaan Pelajar dari Keluarga Miskin oleh Pelajar.

Ya, semenjak banjir bandang yang melanda Garut tahun lalu, mereka merasa prihatin kepada para korban, termasuk teman sekelas.

"Kerusakan pada rumah, kehilangan harta benda, yang paling prihatin melihat teman sebaya tidak bisa melanjutkan sekolah karena seragam, tas dan lainnya ikut hanyut," kata Adilla Rachmati Pradana, kelas 9 SMPN 2 Garut ini.

Mereka pun berpendapat bukan hanya korban bencana saja yang perlu dibantu, melainkan semua masyarakat miskin sehingga dengan aplikasi ini, mereka berhadap dapat menghubungkan pelajar miskin dengan donatur. "Indonesia itu orangnya baik, banyak yang peduli. Aplikasi ini memudahkan donatur mencari pelajar yang membutuhkan donasi. Biasanya para donatur tidak mempunyai waktu untuk mencarinya karena berbagai kesibukan seperti pekerjaan sehingga lebih memilih donasi secara daring. Padahal, hal itu bisa berisiko penyalahgunaan dana yang terkumpul, seperti pada kasus Cak Budi yang membeli Fortuner dan Iphone 7 memakai dana donasi beberapa waktu belakangan ini," kata Adilla.

Memberdayakan anak SD

Untuk menciptakan aplikasi ini, mereka berbagi peran dari membuat program aplikasi, konten grafis, dan memasukkan data secara detail seperti nama, alamat, titik koordinat GPS, dan bukti fisik berupa foto keadaan rumah menggunakan pemprograman MIT APP Inventor. Keren kan sobat! Pada bagian memasukkan data pelajar miskin, selain memintanya ke pihak sekolah, mereka turun ke lapangan untuk memastikan dan memotret kondisi tempat tinggalnya. Nantinya tugas ini dilakukan para pelajar yang mengikuti kegiatan praktikum Lab Komputer Mini yang diikuti kelas 5 dan 6 SD beberapa sekolah, yakni sekitar 300 orang. "Di tahun 2015, kami telah membuktikan bahwa siswa kelas 5 dan 6 juga bisa melakukan pemetaan restoran dan tukang jus menggunakan Android untuk pengumpulan sampah organik yang akan dikomposkan. Mereka mampu kok, enggak harus lulusan sarjana untuk melakukan pendataan," kata Fathirr

Agung Cahya, kelas 7 MTsn Garut. Hal itu tentu menjadi pembelajaran juga bagi siswa SD karena setelah mereka melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya, mereka bisa memanfaatkan ilmu ini untuk melakukan pemetaan dengan ide ataupun data lainnya.

Masuk 10 besar

Dalam kompetisi itu, mereka membuktikan anak SD dan SMP pun mampu menciptakan aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat, terbukti mereka menjadi salah satu dari 25 inovasi terbaik dari ratusan inovasi yang masuk. Bahkan sobat Medi, dalam penghargaan 17 Oktober silam, mereka mampu merebut posisi menjadi 10 besar.

"Enggak nyangka bisa masuk 10 besar, bersyukur bisa dipercaya masuk 10 besar mengalahkan beberapa tim lainnya. Sekarang kami deg-degan menunggu hasil untuk menjadi 3 terbaik yang akan diumumkan 24 Oktober. Kami optimistis dan saling memberikan semangat," kata Rani Sandra, kelas 7 SMP Negeri 2 Garut.

Meskipun inovasi mereka baru tahap awal dan belum bisa diakses pengguna, ide mereka akan terus berlanjut dan diperbaiki terus menerus hingga siap digunakan meskipun tidak lolos dalam tiga besar. Hal ini terjadi karena menurut mereka sudah seharusnya ada jembatan untuk menghubungkan donatur dan penerima donasi.

"Proses mencari calon pelajar penerima donasi pun diharapkan semudah mencari hotel, restoran, dan tempat wisata dengan menggunakan aplikasi Traveloka, Agoda, dan sebagainya," kata Rafli Muhammad Ridhwan, kelas 9 SMPN N 2 Garut. Lebih jauh lagi, nantinya aplikasi ini bisa dikembangkan untuk mencari data pertanian, peternakan, UMKM, dan lainnya di perdesaan untuk mempercepat pengumpulan data geospasial di Indonesia.

C A R I TA H U Y U K

PEMETAAN PELAJAR DARI

KELUARGA MISKIN OLEH PELAJAR

Secara umum mekanisme pemetaan ini

seperti berikut:

1. Para pelajar dari berbagai sekolah melakukan

pemetaan dengan meminta

data ke pihak sekolah kemudian survey

langsung ke lokasi

2. Pelajar ini memasukan data lewat

Android seperti nama, alamat, kordinat

dan foto kondisi tempat tinggal.

3. Di waktu yang berbeda, donatur membuka aplikasi dan menentukan pelajar yang akan diberi donasi.

4. Donatur bisa langsung menuju ke tempat tinggal pelajar dengan bantuan kordinat yang tepat

5. Atau bisa juga berdiskusi dengan sekolah untuk menentukan solusi bagi pelajar misnin seperti memberikan beasiswa dan sebagainya

1. Aplikasi ini bisa menampilkan nama, alamat,

kordinat serta foto kondisi tempat tinggal

pelajar miskin.

2. Pemprograman aplikasi ini menggunakan MIT

APP Inventor.

3. Anak-anak Garut bersaing dengan siswa SMA

hingga mahasiswa dalam Geo Innovation Boot

Camp 2017



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya