Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PERNAH mendengar entung? Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkar budaya Jawa pasti tidak asing dengan binatang itu. Ketika anak-anak itu buta arah, yang harus dilakukan ialah mencari entung dan bertanya padanya mana arah utara ataupun arah selatan. Memori itulah yang dihadirkan Hanafi dalam karya berjudul Enthung Ndi Lor Endi Kidul (180x220 cm, 2017). Karya itu menohok di depan pintu masuk ruang pameran dengan topangan empat roda.
Dalam karya tersebut, entung bisa dipakai untuk mengetahui arah bagi anak-anak. Tak perlu diperdebatkan bagaimana entung bisa melakukan itu. Yang paling penting ialah ketika kepingan memori tentang masa kecil berpadu dengan konsep meruang pada masa kini. Sebanyak itu, salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran seni rupa bertajuk Art Sampoerna. Gelaran itu berlangsung pada 19 hingga 21 Mei 2017 di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta. Tampil sebagai kurator ialah Rizki A Zaelani, salah satu kurator di Galeri Nasional, Jakarta. Acara ini dihelat Mobiliari Group berbarengan Sampoerna Group.
Hanafi ialah salah satu peserta selain 48 seniman lain yang berturut pamer karya dengan karya mencapai 60 buah. Sebab masing-masing ada yang membawa satu ada pula yang membawa dua karya. Pameran yang pertama kali diselenggarakan ini akan diisi dengan karya-karya dari seniman seni kontemporer kenamaan di Indonesia seperti Arkiv Vilmansa, Dolorosa Sinaga, lda Bagus Putu Purwa, Made Wiguna Valasara, Putu Sutawijaya, Auguste Soesastro, Ronny Rahadian, Nus Salomo, Ykha Amelz, dan Yogie A Ginanjar.
Berbincang tentang ruang, ini menjadi menarik untuk menjadi tema pameran ini, yakni Flow Into Now. Tema ini tertarik pada persoalan waktu kini dan pengalaman kekinian (kontemporer) dalam kaitannya dengan pengalaman ruang. Tema itu tidak hanya diinspirasi dari arsitektur, tapi juga berkaitan dengan masalah ruangan. Beberapa seniman bakal mendatangkan karya tentang bagaimana mengerti serta menghidupkan ruangan. Terkecuali mendatangkan seni rupa kontemporer, perhelatan ini akan mendatangkan karya dari bagian arsitektur serta desain.
Inspirasi dan daya tarik
Menariknya, pameran ini mencoba keluar dari pembatasan kategori setiap karya, seperti; seni rupa, perancangan atau desain, dan arsitektur. Pameran ini justru memamerkan berbagai jenis dan bentuk ekspresi karya yang melampaui cara pembatasan biasa yang bersifat konvensional. Sebab, perbedaan medium dan idiom ekspresi ini justru menjadi inspirasi dan daya tarik yang tidak biasa karena kemudian pengalaman setiap penikmat seni. Perbedaan medium dan idiom itu tetap menyiratkan prinsip penghayatan yang saling terhubung yang disebut sebagai karya seni (work of art) dalam maknanya yang meluas.
Karya-karya yang beraneka itu mencoba dinyatakan sebagai suatu kaitan pengalaman emosional dan artistik di dalam struktur bentuk-bentuk dan warna-warna.
Pameran ini punya ragam karya seni mulai lukisan, foto, video, instalasi, hingga patung. Selama berlangsung, Art Sampoerna juga akan menampilkan karya seni yang mengubah pameran menjadi lingkup ruang yang akan memberi pengalaman individual bagi tiap-tiap penikmat. Selain jadi sarana promosi seni kontemporer yang ditujukan pada masyarakat, Art Sampoerna digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap perkembangan seni kontemporer dan seniman-seniman yang terus berkomitmen di dalam memajukan aliran seni ini di Indonesia.
Windi Salomo, selaku direktur pameran, berharap acara berjalan lancar, sehingga masyarakat penikmat seni dari berbagai elemen dapat hadir sebagai bentuk apresiasi baik terhadap seniman dan karya seni kontemporer Indonesia. “Art Sampoerna merupakan sarana apresiasi kami terhadap seni kontemporer Indonesia. Art Sampoerna juga disiapkan dengan standar internasional tapi tetap mampu dinikmati semua kalangan,” ungkap Chief Marketing Officer dari Mobiliari Group Ann Delny.
Bukan rahasia lagi lingkungan dan ruang para peserta pameran ini tinggal dan bekerja bisa saja berbeda dengan lingkungan yang dipahami dan dihidupi para penikmat karya mereka. Namun dalam pameran ini, ruang representasi atau karya yang mereka siapkan tentu dimaksudkan sebagai undangan bagi publik. Mereka mengajak pengunjung dan penikmat seni untuk terlibat di dalamnya secara bersama. Ruang pameran berlaku akan sebagai arena tempat bertemunya berbagai sikap apresiasi pengalaman ruang dan waktu setiap orang yang berbeda, tapi seluruhnya bermuara pada kepentingan untuk mengapresiasi keadaan dan pengalaman kini.
Pameran ini berbeda seperti pada pameran pada umumnya. Apabila pameran kebanyakan hanya menyajikan karya seni untuk dinikmati pengunjung, Art Sampoerna ingin pengunjung ataupun penikmat seni terlibat secara aktif. Untuk itulah ada program workshop sebagai sarana pengunjung untuk turut mengembangkan sense of arts mereka.
Tujuannya ialah agar pengunjung lebih menikmati keindahan sebuah karya seni. Selama Art Sampoerna berlangsung, terdapat beberapa program kegiatan yang terbuka untuk umum, seperti Art Tour, Workshop, Art Class, dan Artist Talk. Program-program ini menyediakan kesempatan bagi pengunjung untuk terlibat aktif dalam kegiatan seni dan merasakan langsung pembuatan karya seni.
Pameran ini juga meletakkan keseimbangan untuk perhelatan ini. Seniman muda yang tengah banyak kreasi, tapi ada pula karya seniman yang telah ditunggu kolektor. “Kami bahkan menyediakan kesempatan bagi pengunjung untuk membawa pulang karya seni yang memang tersedia untuk dibeli. Membeli karya seni juga merupakan bentuk apresiasi terhadap seniman, kan,” ujar Direktur Pameran Windi Salomo. “Pada dasarnya, karya seni tak perlu dimengerti, tetapi hanya untuk diterima,” tutup kurator Rizki A Zaelani. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved