16/10/2016 07:00

Membentuk Otot Berbekal Berat Tubuh

EMPAT pria itu melakukan plank dengan bertumpuk. Kaki mereka bertumpu pada punggung orang di bawahnya.

Sementara tiga orang yang berada di atas hanya berusaha menjaga keseimbangan, tidak demikian dengan yang berada di paling bawah.

Selain menjaga keseimbangan, ia juga melakukan push-up.

Itulah pemandangan yang terlihat di Taman Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (27/9). Olah tubuh dengan menggunakan beban tubuh menjadi salah satu metode andalan komunitas Calisthenic Independence (Caiden).
Latihan beban tubuh memang merupakan napas olahraga calisthenic. Sesuai asal kata yang berasal dari bahasa Yunani, kalos yang berarti keindahan, sedangkan sthenos berarti kekuatan. Kemudahan melakukan calisthenic membuat olahraga ini juga dikategorikan street workout (olahraga jalanan).

Namun, komunitas Caiden tampak ingin mendorong batasan lebih jauh dengan beragam improvisasi gerakan. Seperti yang tampak dari push-up bertumpuk, improvisasi itu tidak jarang membuat dahi berkerenyit karena tantangan yang besar.

Ada lagi gerakan push-up yang diakukan dengan sedikit melompat. Kala tubuh terangkat ke atas itu salah satu tangan menggapai pergelangan kaki. Sangat sulit bukan?

Dengan latihan yang memaksa limit itu tidak heran jika otot-otot tubuh jelas terbentuk. Lihat saja sosok Orry NH, pendiri Caiden. Ia begitu percaya diri mengenakan kaus tanpa lengan yang memamerkan otot trisep dan bisepnya.

“Pull up, chin up, push up, shit up itu sudah makanan sehari-hari untuk saya dan juga untuk pecinta street workout (olahraga jalanan). Semua pasti bisa, meskipun awalnya banyak yang nggak bisa dan nggak kuat,” tutur Orry kepada Media Indonesia. Dalam sehari, pria 24 tahun ini mengaku bisa melakukan push-up dan sit-up hingga 200 kali sehari.

Berolah tubuh memang sudah jadi kegemaran Orry sejak lama. Ia kemudian berfokus pada calisthenic yang merupakan salah satu bentuk street workout karena kesederhanaan konsep latihan. Ia bisa melakukan kapan pun dan di mana pun.

Seimbangkan berat badan
Banyak orang menekuni street workout untuk menurunkan berat badan. Hal ini pula yang dilakukan Ogie Aryanto dengan bergabung ke Caiden.

“Dulu itu berat badan saya 78 kilogram mas, sekarang udah turun ke 68 kilogram,” ucap Ogie yang mengaku dulu harus dibantu teman saat melakukan chin up dan pull up.

Ogie yang dulu penggemar fitnes juga merasakan banyak perbedaan dalam mempertahankan bentuk tubuh. Menurutnya, hasil yang didapat di calisthenic lebih bisa bertahan ketimbang hasil olah tubuh di fitnes.

“Kalau fitnes itu terus setop, misalkan satu minggu saja, perbedaan badan sudah jelas terlihat, seperti mengembang. Tapi, kalau street workout seperti ini bisa bertahan lebih lama karena kita tidak dipaksa mengangkat beban, melainkan mengangkat badan kita sendiri,” tuturnya.

Tidak hanya untuk menurunkan berat badan, street workout ini juga bisa membantu menaikkan bobot hingga ideal. Hal ini dialami sendiri oleh Akbar Maruf.

“Kalau melihat dari tinggi badan, dulu berat badan saya tidak ideal. Namun, setelah berlatih, saya justru naik 4 kg yang mungkin didapat dari pengembangan otot dan tulang saya,” ujar Maruf.

Senada dengan Orry, Maruf juga merasa jika latihan seminggu dua kali belumlah cukup untuk menjaga dan mempertahankan postur tubuhnya. Dirinya kerap melakukan latihan sendiri di rumah setiap hari.

Diet alkaline
Dalam Caiden, Maruf juga diajarkan untuk melakukan pola hidup sehat lewat diet alkaline. Metode diet ini dilakukan untuk menjaga derajat keasaman (pH) tubuh, yakni dengan porsi makanan jenis alkaline hingga 70% dari asupan makanan. Jenis makanan alkaline itu di antaranya adalah sayur, buah, dan kacang-kacangan.

Orry mengaku merekomendasikan diet alkaline setelah merasakan sendiri dampaknya pada kesehatan. Dengan diet itu ia bukan hanya merasa tubuhnya lebih bugar, tapi kesehatan berbagai sistem tubuh juga terjaga baik. (M-3)

[email protected]

Baca Juga

Video Lainnya