Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

22/11/2018 06:00

Demi Mbrecew dan Duo Anggi

Zen

MATAHARI masih belum tampak, kami sudah harus bersiap. Mata masih enggan terbuka sempurna, masih ingin rasanya beradu dengan bantal dan kasur. Namun, rasa penasaran mengalahkan rasa kantuk itu. Mau tidak mau, demi sang burung pintar.

Perbedaan zona waktu sedikit banyak memang berpengaruh, apalagi jika terbiasa dengan zona waktu Indonesia bagian barat. Selisih dua jam menjadikan tubuh seolah masih berada di waktu malam. Tapi harus tahan, sekali lagi, demi sang burung pintar.

Perjalanan panjang dimulai. Mobil berpenggerak ganda mengantar rombongan wartawan di sela acara International Conference on Biodiversity, Ecotourism, and Creative Economy 2018 (ICBE) di Manokwari, Papua Barat, pada awal Oktober silam. Pada hari ketiga, rombongan melakukan kunjungan lapangan.

Perjalanan ke tempat burung pintar di Kampung Kwau memakan waktu sekitar tiga jam dari Manokwari. Kami harus berjalan sekitar 400 meter masuk hutan untuk mendapati sarang burung itu. Sepanjang jalan setapak, terdapat bunga-bunga yang sengaja ditanam untuk menambah asri suasana Papua Lorikeet. Terdapat beberapa rumah kayu yang difungsikan sebagai penginapan. Memang di situ termasuk kawasan ekowisata dengan aktivitas utama bird watching.

Puas ditakjubkan smart birds, perjalanan dilanjutkan menuju Pegunungan Arfak. Awalnya, sempat tebersit pertanyaan menggapa harus memakai mobil berpenggerak ganda, padahal kondisi jalanan baik-baik saja. Pertanyaan itu terjawab juga akhirnya. Lepas dari Kwau, kondisi jalanan berubah total. Jalan tanah dengan batu-batu besar dan sungai-sungai deras yang harus diseberangi menjadi situasi yang dihadapi ketika menuju danau Anggi. Bahkan, beberapa kali perjalanan terhenti akibat perbaikan dan pelebaran jalan. Itupun memakan waktu yang cukup lama.

Di Pegunungan Arfak terdapat dua danau besar, yakni Anggi Giji dan Anggi Gida. Keduanya terletak di kawasan cagar alam Pegunungan Arfak dan berada di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Oleh karenanya, udara cukup dingin meski siang hari.

Baca Juga

Video Lainnya