Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

18/9/2018 15:11

Reka Ulang Sejarah Rapat Raksasa Ikada 19 September 1945

"Tidak mungkin memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanpa mengingat peristiwa Rapat Besar Ikada 19 September 1945." ujar sejarawan JJ Rizal merujuk ungkapan Wakil Presiden RI ke-1 Moh. Hatta, usai reka ulang sejarah Rapat Besar Ikada 19 September 1945 di Lapangan Monas Jakarta, Minggu (16/9).

Menurut Rizal, reka ulang ini dilakukan untuk mengingatkan kembali pentingnya sejarah Rapat Besar Ikada 19 September 1945.

Karena peristiwa ini menjadi bantahan terhadap isu bahwa  kemerdekaan Indonesia merupakan pemberian Jepang, sekaligus menegaskan bahwa kemerdekaan ini bukan hanya milik segelintir orang.

Rizal juga menjelaskan, pada 19 September sekitar 250.000 orang dari Jakarta, Bekasi, Bogor, Banten, Depok, Tangerang, Cibarusah dan Tasikmalaya menghadiri rapat besar yang digelar di Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (Ikada), yang pada waktu itu masuk dalam area Lapangan Gambir yang kini menjadi bagian dari Lapangan Monas, Jakarta Pusat.

Sementara peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 hanya dihadiri puluhan ribu rakyat Indonesia, dan sebagian dari mereka merupakan para elit negara saat itu.

Ketika peristiwa Ikada ada sosok yang berperan besar mewujudkan rapat rakasa itu. Yakni Wakil Komandan BKR Pusat Letkol Moeffreni Moe'min, seorang putra betawi yang menjadi tameng bagi Presiden Soekarno dan rombongannya selama berada di Lapangan Ikada.

Letkol Moeffreni Moe'min mejaminkan nyawanya kepada pasukan militer Jepang yang lebih dulu mengepung lokasi guna membatalkan rapat rakasasa itu, sehingga Presiden Soekarno diperbolehkan masuk dan berpidato di hadapan rakyat yang hadir dalam Rapat Besar Ikada 19 September 1945.

Tidak hanya Moeffreni, banyak sekali kaum betawi yang hadir dalam  rapat tersebut termasuk para pesilat yang turut serta mengawal ketat Presiden Soekarno dan jajarannya.

Menurut Roni Adi selaku Ketua Tim Panitia Reka Ulang Peristiwa Ikada, lantaran peran besar kaum betawi itulah maka Tim dari Betawi Kita, Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Asosiasi Silat Tradisi Betawi Indonesia (Astrabi) serta Tim Pengusung Moeffreni Moe'min sebagai Pahlawan Nasional bersama-sama menginisasi rekontruksi peringatan Rapat Raksasa Ikada 19 September 1945. Selanjutnya mereka pun mempercayakan kepada Forum Warga Betawi untuk mewujudkan reka ulang sejarah ini.

"Reka ulang ini melibatkan puluhan komunitas betawi dengan ribuan anggota mereka yang turut hadir menyukseskan peringatan ini," tutup Roni. 

Baca Juga

Video Lainnya