Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

17/7/2018 14:58

Komunitas Ngopinyastro - Menepi, Ngopi dan Mari Berpuisi

SEORANG lelaki duduk di pinggir pintu. Tangannya memegang buku puisi karya Linus. Dia lalu berjalan sambil mulutnya komat-kamit membaca mantra. Suara-suara mantra itu lalu keluar dari mulutnya. Seperti orang kesurupan, suara itu semakin kencang dan terus menguar.

“Itu mantra puisi,” kata Arial Karwa (26).

Begitulah suasana di taman belakang basecamp konunitas Ngopinyastro, saat Media Indonesia berkunjung. Beberapa pemuda dan pemudi meriung. Mereka mengobrolkan apa saja tentang sastra, khsusnya sastra puisi. Ada yang bermain musik dan ada juga yang performance membaca puisi, seperti Arial Karwa.

Komunitas Ngopinyastro berdiri pada 2011 di Yogyakarta. Bermula dari kegelisahan anak-anak muda saat itu tentang kondisi sastra puisi yang memiliki jarak pada realitas masyarakat. Padahal, puisi lahir dari lingkungan sekitar, tapi karya-karya itu tak terdistribusikan dengan baik ke masyarakat. Semua terasa formal dan generasi muda tak mengenalnya.

Baca Juga

Video Lainnya