Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

14/6/2017 16:51

Hary Tanoe Diperiksa Terkait SMS Gelap

Zen

BOS PT Media Nusantara Citra (MNC) Hary Tanoesoedibjo diperiksa sebagai saksi di Bareskrim Polri, kemarin. Hary diperiksa terkait dengan kasus dugaan SMS bernada ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.

Hary yang juga Ketua Umum Partai Perindo itu tiba di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri sekitar pukul 07.30 WIB dan selesai diperiksa sekitar pukul 11.00. Selama pemeriksaan, Hary diminta menjelaskan maksud dari setiap kalimat dari SMS yang ia kirimkan ke Yulianto pada 5 Januari 2016 lalu. “Jadi, cuma menegaskan apa arti kalimat ini, apa kalimat ini. Jadi, saya berikan gambaran bahwa maksud saya adalah baik,” kata Hary.

Ia membantah SMS itu merupakan suatu bentuk ancaman dan intervensi terhadap kasus restitusi pajak Mobile 8 yang saat itu tengah diusut Kejaksaan Agung. Hary pernah dipanggil sebagai saksi dalam kasus itu.

Menurutnya, maksud kalimat ‘memberantas oknum-oknum’ dalam SMS tersebut bukan ditujukan secara spesifik kepada Yulianto, melainkan bersifat jamak. “Sifatnya jamak, bukan tunggal. Itu biasa saya berdebat sama orang kenapa saya masuk politik.”

Hary menambahkan, hal itu disampaikan kepada Yulianto melalui SMS karena dia sedang di luar negeri. “Kalau tidak salah, saya kirimkan itu di Los Angeles,” ujarnya.

Kasus itu bermula ketika Yulianto mendapatkan pesan singkat dari orang tak dikenal pada 5 Januari 2016 sekitar pukul 16.30 WIB. Isi pesan itu, ‘Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan’.

Yulianto mulanya mengabaikan pesan tersebut. Namun, pada 7 Januari dan 9 Januari 2016, dia kembali mendapat pesan melalui aplikasi chat Whatsapp, dari nomor yang sama. Isi pesan bernada sama, tetapi ditambahkan, ‘Kasihan rakyat yang miskin makin banyak, sementara negara lain berkembang dan semakin maju’.

Yulianto meyakini SMS itu dikirimkan Hary Tanoe. Ia pun melapor ke Bareskrim Polri. Perkara itu terdaftar dengan nomor LP/100/I/2016/Bareskrim.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan penyidik telah memeriksa pihak-pihak lain sebelum Hary. “Pasti sudah (ada pihak lain yang diperiksa). Enggak mungkin polisi langsung memeriksa kepada terlapor. Pasti pelapor dulu, saksi-saksi. Ini masih saksi ini,” kata Setyo.

Terkait dengan sanggahan Hary bahwa SMS itu tidak bermaksud mengancam, Setyo mengatakan tentunya hal itu bisa diketahui melalui proses penyelidikan. (Nic/Uta/X-10)

Baca Juga

Video Lainnya