Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

13/6/2017 20:30

Ribuan Warga Antre Tukar Uang di Monas

Menjelang lebaran, uang rupiah pecahan kecil menjadi buruan warga, dari mulai pecahan Rp20 ribu hingga Rp2 ribu.

Jasa-jasa dadakan penukaran rupiah pun bertebaran di jalan. Namun Bank Indonesia menyarankan agar warga yang membutuhkan menukarkan uangnya di tempat atau loket resmi yang telah disediakan Bank Indonesia dan pihak perbankan..

"Hal ini untuk menghandari uang palsu atau pun jumlah yang ditukarkan tidak sesuai," Ujar Hidayat, Asisten Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia ketika dijumpai di Irti Monas, (13/6)..

Hidayat menerangkan, sejak 5 Juni hingga 16 Juni Bank Indonesia bekerja sama dengan 13 bank lain menyediakan loket resmi penukaran rupiah di sejumlah wilayah. Salah satunya tersedia di Irti Monas.

Setiap harinya setiap unit perbankan akan melayani 100 orang, "Totalnya ada 1.400 nomor antrean yang disediakan per harinya," jelas Hidayat.

Syaratnya, setiap warga yang hendak menukarkan uang harus membawa KTP asli dengan maksimal penukaran senilai Rp3,7 juta, yang akan mendapatkan pecahan Rp20 ribu 100 lembar, Rp10 ribu 100 lembar, Rp5 ribu 100 lembar dan Rp2 ribu 100 lembar.

"Nomor KTP akan dimasukkan ke dalam sistem kami, sehingga akan mencegah warga menukarkan uang berkali-kali disini," tegasnya.

Dari pantauan, sejak pagi hari ratusan warga sudah mengantre. Semakin siang antrean pun bertambah hingga mengular panjang ke area parkir mobil.

Untuk mengantisipasi kericuhan, pasukan polisi bersenjata bersiaga di sisi antrean serta di area unit mobil pelayanan penukaran uang.

Menurut Hidayat, modal yang dibawa setiap bank mencapai Rp300 juta. Namun terkadang, pecahan rupiah sudah habis sebelum waktu penutupan, yakni pukul 14.00 WIB.

Seperti yang dialami Iwan, 46, warga Gambir yang hanya bisa menukarkan uang senilai Rp700 ribu dengan pecahan Rp5 ribu dan Rp2 ribu. "Tadinya ingin tukar semua (Rp3,7 juta), tapi cuma dapat segini, sudah kehabisan, saya kecewa padahal sudah lama antre."

Iwan mengaku rela antre demi membahagiakan keponakannya di hari lebaran nanti. Bagi-bagi uang pecahan kecil sudah menjadi kebiasan di keluarganya ketika Idul Fitri tiba. "Biar keponakan pada senang, kan cuma setahun sekali," ujarnya.

Iwan juga menyayangkan pihak penyelenggara tidak menyediakan ambulance. Mengingat banyak warga berusia sekitar 50-an yang ikut berdiri dalam antrean. "Kalo mereka pingsan bagaimana," tanya Iwan. (Ricky J)

Baca Juga

Video Lainnya