07/3/2016 17:34

Adinda Shalahita: Penonton Ialah Sumber Energi

PENYANYI R&B, Adinda Shalahita, 24, menyukai penonton yang antusias. Menurutnya, penonton yang tidak pelit untuk memberikan apresiasi kepada penampil bagaikan memberikan energi yang lebih.

"Buat saya, penonton yang antusias itu sudah merupakan apresiasi. Misalnya tepuk tangan itu bagaikan energi yang diberikan kembali kepada kita dan membuat kita ingin memberikan balik kepada mereka. Tapi kalau seperti pianis Joey Alexander yang dapatkan standing ovation itu, saya mungkin sudah pingsan," kata Adinda saat bertandang ke Media Indonesia, pekan lalu.

Hal itu diceritakannya setelah hampir 10 tahun ia berkecimpung di panggung pertunjukan musik.

Waktu selama itu membuatnya memiliki semakin banyak pengalaman.

Dia sering diundang ke berbagai acara, termasuk gathering dan acara-acara formal lainnya.

"Nah, acara yang seperti ini biasanya penonton pasif, tapi saya sudah tahu caranya, yakni mengajak mereka bernyanyi bersama," kata dia tersenyum.

Adinda mengawali kariernya di dunia musik sejak duduk di bangku SMU.

Saat itu dirinya memulainya dengan menjadi backing vocalist untuk beberapa band seperti Barry Likumahuwa Project dan pernah juga dengan MALIQ & D'Essentials.

Menjadi backing vocalist ialah salah satu hal yang diinginkannya sebagai batu loncatan.

"Saat itu saya memang belum ingin menjadi penyanyi solo karena saya masih harus banyak belajar. Dari situ saya belajar menghadapi penonton dengan berbagai karakter. Jadi, seperti bekerja sambil belajar," kata Adinda yang tengah mempersiapkan album keduanya.

Menurutnya, menjadi penyanyi solo dan melahirkan album membuat dirinya mudah untuk berbagi rasa.

Banyak hal yang dibagikan kepada pendengar bisa langsung diakomodasi.

"Apalagi kalau liriknya kita tulis sendiri, kita bisa curhat."

Namun, ada hal lain yang membuatnya tertantang, yakni modal. Bagi penyanyi independen, membuat album perlu modal besar di awal.

"Tapi penjualan sekarang lebih mudah karena terbantu dengan media sosial. Mudah juga jualannya," kata penyanyi yang terinspirasi oleh Jill Scott, Esperanza Spalding, Brandy, Alicia Keys, dan Erykah Badu itu.

Gagal jadi pilot
Sebelumnya Adinda bercita-cita menjadi pilot karena menurutnya profesi itu bisa mengakomodasi keinginannya untuk melakukan traveling.

"Ayah saya pilot dan saya juga suka traveling. Jadi, saya ingin jadi seperti ayah. Tapi kemudian setelah saya mempelajari profesi itu, sepertinya sulit," kata dia.

Dia mengubah haluan cita-citanya pada waktu SMA dengan pemikiran menjadi penyanyi toh bisa membawanya melanglang ke berbagai daerah yang diinginkannya.

Dia bahkan menyempatkan waktu untuk berlibur seusai bekerja.

"Ini kaki saya masih mengelupas karena kemarin ke Papua dan berpanas-panasan," katanya tergelak.

Untuk pertama kalinya, tahun ini Adinda tampil di perhelatan Java Jazz Festival (JJF).

Menurutnya, tampil di JJF bukanlah salah satu tolok ukur kesuksesan bagi musikus.

"Kalau tolok ukur, mungkin sudah tidak karena banyak perhelatan jazz yang digelar. Kemudian bagi penampil, mau tampil di mana pun, ya, harus tetap bisa all out," kata Adinda yang mengaku sebagai penyuka segala jenis makanan itu.

Dia tampil dua kali pada Jumat (4/3) dan kemarin pada Gospel Jazz.

"Ini seperti ibadah pelayanan bersama saat Java Jazz," tutup dia. (H-1)

Baca Juga

Video Lainnya