Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

23/8/2020 09:00

Pameran Lukisan Perupa Muda Pilihan Hanafi

Zen

IBARAT sebuah buku, sinopsis adalah keharusan. Biasanya sinopsis dicuplik di sampul belakang. Begitupun kalimat penguat yang biasanya muncul di bawah sinopsis.

Umpamaan itu mungkin sedikit membantu untuk menyelami pameran 3 perupa muda pilihan Hanafi dalam QYV Prospectrum. Tajuk itu berkait dengan nama 3 seniman, yakni Qiyam Krisna Aji, Yudha Optiffiny dan Vicky Saputra.

Pameran berlangsung 17 – 31 Agustus 2020 di Galerikertas-Studio Hanafi, Depok, Jawa Barat. Galerikertas sendiri didirikan sejak 2018.

Qiyam Krisna Aji
Mencoba mengeksplorasi gambar dengan gegaris naif, kotor, dan riuh. Qiyam lebih suka menggurat dengan naif nan sederhana. Karena baginya, itu adalah garis yang jujur. Seperti garis yang ditoreh anak-anak.
Pengalaman dan masa lalu yang berselimut kabut dijadikannya energi dalam karya. Itulah pula mengapa karyanya cenderung menarasikan perjuangan untuk hidup dan bertahan hidup. Baginya, seni adalah jalan pembebasan.

Yudha Optiffiny
Berawal dari kekaguman terhadap batik, Yudha tertarik eksplorasi motif batik. Semakin ia masuk, semakin ia terkesima dengan segala hal tentang batik, mulai dari ragam motif, makna, hingga laku spiritual para pembatik. Baginya, batik punya corak yang rumit, namun adem dilihat. Ia berusaha untuk tidak terpaku dengan batik, melainkan mencari bentuk imajinasi dari pola batik. Baginya, batik adalah pemantik untuk bentuk baru.

Vicky Saputra
Cenderung memotong-memotong bagian tubuh lalu menampilkannya dalam bentuk distorsi. Vicky mencoba menghadirkan gambaran manusia sebagai gumpalan daging yang tak utuh, antara lembut dan ngeri. Dia begitu setia dengan bentuk realis. Namun perkembangan selanjutnya mengantarkannya pada bentuk distorsi dan abstraksi.

Pameran itu memang ditujukan untuk fokus pada identitas nama para perupa muda. Sebab itulah nama mereka bertiga yang dijadikan judul pameran, QYV (Qiyam Yudha Vicky). Ketiganya tersaring dari 15 perupa muda dari Jabodetabek dan Bandung.

Hanafi memilih tiga perupa itu dengan melihat potensi yang bisa dikembangkan dari setiap karya yang mereka presentasikan. Selanjutnya, mereka digodok selama dua minggu untuk menyiapkan pameran.
Hanafi mengajukan pantikan-pantikan agar ketiganya bisa lebih mengeksplorasi gagasan, teknik, dan media. Hasilnya, mereka pun seolah terlahir kembali.

Baca Juga

Video Lainnya