Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

17/11/2019 12:00

Rasa Warisan Khas Solo

LIMA tahun lalu kedai satu ini hadir dalam format le­sehan dan tenda bongkar pasang di kawasan parkir Sudirman Park. Tetap mengusung aneka hidangan khas Solo, mereka pun menghadirkan konsep baru dengan nama yang sama, Mbok Ndoro, di kawasan M Bloc Space, Jakarta Selatan.

Di kawasan yang tengah hype di kalangan anak muda itu, sang pemilik, Nonita Respati, ingin berbagi pengalaman masa kecil di dapur ibunya, yakni semua makanan khas solo ini mudah didapatkan.

“Ibu adalah orang Jawa totok, perpaduan Solo dan Yogyakarta. Dia senang sekali masak. Dahulu, sebelum wafat, ibu sempat mewariskan resep masakan keluarga kepada salah satu orang dapur yang dipercaya oleh keluarga kami. Kebetulan orang itu punya generasi kedua yang mampu melestarikan resep dari ibu,” kenang Nonita, Senin (4/11).

Tak mengherankan jika cita rasa makanan mereka tetap terjaga auten­tisitasnya. Tidak semata va­rian yang dikenal umum, seperti nasi liwet dan gudeg solo, ada juga va­­ri­an yang dikenal para sesepuh Jawa, seperti botok, sambal tumpang, ketan juruh, gudeg jenang, canil, dan bubur sumsum.

“Jadi konsepnya pertama resep dari ibu turun-temurun. Lalu, kami simpan dan kami praktikkan kembali racikan ibu. Konsep kedua, mengajak semua orang berkumpul menikmati masakan rumahan atau comfort food yang based-nya adalah masakan Jawa Tengah,” jelas Nonita.

Menariknya, rumah makan ini menyajikan 18-20 jenis makanan ala warteg sehingga pengunjung tinggal menunjuk hidangan yang mereka ingin santap kepada pelayan. Hidangan itu ialah nasi merah dan nasi putih, aneka satai, seperti jamur, kikil, telur puyuh, kulit, dan udang. Kudapan seperti sosis solo, dan tahu, dilanjutkan dengan aneka tumisan, aneka sayur, beserta lauk, seperti ayam lengkuas, gongseng tempe, dan gongseng mercon.

Baca Juga

Video Lainnya