Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Ibu Kota Malaysia: Mengapa Ibu Kota Baru Tetangga RI Sepi Bak Kota Hantu?

Media Indonesia
20/8/2025 10:34
Ibu Kota Malaysia: Mengapa Ibu Kota Baru Tetangga RI Sepi Bak Kota Hantu?
Putrajaya, ibukota Malaysia(Sosial media X)

Ibu kota Malaysia, Putrajaya, adalah pusat pemerintahan yang megah. Namun, ibu kota baru tetangga Indonesia, seperti Nusantara, sering disebut sepi bak kota hantu. Apa penyebabnya? Mari kita telusuri lebih dalam tentang ibu kota Malaysia dan perbandingannya dengan ibu kota baru di Indonesia.

Mengenal Ibu Kota Malaysia: Putrajaya

Putrajaya, ibu kota Malaysia sejak tahun 1999, dibangun untuk menggantikan Kuala Lumpur sebagai pusat pemerintahan. Kota ini dirancang dengan tata kota modern, gedung-gedung megah, dan taman-taman hijau. Meski begitu, Putrajaya sering terasa sepi, terutama di malam hari. Banyak yang menyebutnya kurang hidup dibandingkan Kuala Lumpur yang ramai.

Mengapa Putrajaya Terasa Sepi?

Ada beberapa alasan mengapa ibu kota Malaysia ini terasa kurang ramai:

  • Fokus pada Fungsi Pemerintahan: Putrajaya dirancang khusus untuk kantor pemerintahan, bukan sebagai pusat bisnis atau hiburan.
  • Populasi Terbatas: Jumlah penduduknya jauh lebih kecil dibandingkan Kuala Lumpur, sehingga aktivitas malam hari minim.
  • Perencanaan Kota yang Terkontrol: Tata kota yang sangat teratur membuatnya terasa kurang dinamis bagi sebagian orang.
  • Perbandingan dengan Ibu Kota Baru Indonesia: Nusantara

    Indonesia, tetangga Malaysia, sedang membangun ibu kota baru bernama Nusantara di Kalimantan Timur. Seperti Putrajaya, Nusantara juga menghadapi tantangan. Banyak yang menyebutnya berpotensi menjadi "kota hantu" karena:

    • Progres Pembangunan Lambat: Hingga kini, pembangunan Nusantara masih dalam tahap awal, dengan banyak infrastruktur yang belum selesai.
    • Minim Investor: Kurangnya minat investor asing membuat proyek ini bergantung pada dana pemerintah, yang terbatas.
    • Kekhawatiran Lingkungan: Lokasi di Kalimantan yang kaya akan hutan tropis memunculkan kritik dari aktivis lingkungan.

    Meski begitu, Nusantara dirancang sebagai kota pintar dan ramah lingkungan, mirip dengan visi awal Putrajaya sebagai ibu kota Malaysia.

    Apa yang Bisa Dipelajari dari Ibu Kota Malaysia?

    Putrajaya menunjukkan bahwa membangun ibu kota baru bukan hanya soal gedung megah. Kota harus hidup dengan aktivitas warga, bisnis, dan budaya. Untuk menghindari kesan "kota hantu", Nusantara perlu:

    • Meningkatkan Daya Tarik: Menyediakan fasilitas hiburan dan bisnis untuk menarik lebih banyak penduduk.
    • Melibatkan Komunitas Lokal: Memastikan warga setempat mendapat manfaat dari pembangunan.
    • Promosi Global: Meningkatkan kepercayaan investor untuk mendukung pembangunan.

    Tantangan dan Peluang Ibu Kota Baru

    Baik ibu kota Malaysia maupun Nusantara memiliki visi besar untuk menjadi kota modern. Namun, tantangan seperti populasi rendah dan minimnya aktivitas sosial harus diatasi. Dengan perencanaan yang baik, kedua kota ini bisa menjadi contoh kota masa depan yang sukses.

    Kesimpulan

    Ibu kota Malaysia, Putrajaya, dan ibu kota baru Indonesia, Nusantara, memiliki banyak kesamaan. Keduanya dirancang untuk menjadi pusat pemerintahan yang modern, namun menghadapi tantangan untuk tetap hidup dan ramai. Dengan belajar dari pengalaman Putrajaya, Nusantara bisa menghindari jebakan "kota hantu" dan menjadi kota yang benar-benar hidup.



    Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
    Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya