Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital. Termasuk menggunakan mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan, media sosial, serta aplikasi dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital.
Perubahan lanskap digital akibat kemajuan teknologi dan situasi Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku gaya hidup di masyarakat menjadi terbiasa dengan segala sesuatu yang bersifat digital.
"Perubahan termasuk perilaku karier dalam membangun portofolio baik itu bisnis maupun bekerja," kata Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat, Wily Ariwiguna di Madiun, Jawa Timur, pada Selasa (12/7).
Para pencari kerja semakin banyak mengutamakan mesin pencari, aplikasi dan media sosial untuk mengakses informasi lowongan kerja dan karier. Begitu pun pemberi kerja semakin banyak mencari talenta dengan mengakses data dan informasi yang tersedia di dunia maya, termasuk akses pada media sosial.
Bahkan para pencari kerja untuk menyeleksi kandidat kini juga menggunakan referensi dari digital portofolio di sosial media maupun platform yang memuat CV pelamar secara digital. Selain lahirnya pekerjaan baru berbasis digital, sebagian pekerja yang sebelumnya dapat dilakukan analog mengalami perubahan tempat. Kalau dulu costumer service melakukan layanannya melalui sambungan telepon, kini juga bisa lewat direct message (DM).
Lebih jauh dia mengatakan media sosial ikut mendorong terbentuknya jejaring atau networking yang membantu dalam membuka akses kesempatan dan lowongan kerja. Media sosial juga memberi akses pada sumber-sumber peningkatan kapasitas diri seperti pelatihan. Kemudian memberikan akses untuk dapat berinteraksi pada mentor, serta mempelajari dinamika dan perubahan pada lanskap industri tertentu.
"Membangun portofolio dan citra diri (personal brand) dapat dilakukan melalui media sosial," katanya lagi. (OL-12)