Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Cara Digital Mengubah Pariwisata Kita

Hera Khaerani
14/5/2016 05:00
Cara Digital Mengubah Pariwisata Kita
(DOK. PEGIPEGI.COM)

HARNI Kartika merencanakan berlibur ke destinasi wisata di Tanah Air. Untuk kenyamanan, dia berniat memesan hotel lebih dahulu. Di akun media sosialnya Sabtu (7/5), dia meminta saran, “Jadi aplikasi atau web paling bagus untuk pesan hotel apa ya?”

Dia tahu ada aplikasi pemesanan hotel yang gencar berpromosi di media massa, tapi ia tidak mau menjadi korban iklan. Melalui media sosial ia meminta saran teman-temannya dan berharap mendapatkan testimoni yang bisa dipercaya.

Apa yang dilakukan Harni merepresentasikan betapa perkembangan digital mengubah cara orang berwisata. Berbagai informasi destinasi wisata dan fasilitas, hingga tingkat keamanan. Di satu sisi, banjir informasi menjadi berkah, tapi bisa menjadi tantangan karena masyarakat harus jeli mencari informasi tepercaya.

Bulan lalu, pengalaman buruk seorang bloger yang merasa terusir dan didiskrimasi di suatu ‘beach club’ di Bali dituangkannya dalam blog. Tulisannya menjadi viral karena memancing pengunjung lain yang mengaku juga mengalami hal tidak menyenangkan di tempat itu. Saking berpengaruhnya komentar orang-orang di dunia maya terhadap reputasinya, manajemen ‘beach club’ sampai menyampaikan pernyataan resmi lewat media massa.

Citra dan reputasi baik atau buruk mudah disebar lewat media sosial, ini termasuk perubahan yang dibawa teknologi digital bagi sektor pariwisata. Deputi Direktur Pemasaran Kementerian Pariwisata RI Martini Paham melihat sekali ada objek pariwisata yang tercoreng, citra buruk itu akan membekas lama. “Rating Indonesia saat ini 4,2 di dunia, itu masih bagus,” ucapnya ketika berbicara dalam talkshow Menjaring Wisatawan di Era Digital di Senayan City, Jakarta, Jumat (22/4).

Perubahan yang dibawa teknologi digital disadari para pelaku yang ada di lingkaran sektor pariwisata. PT Kereta Api Indonesia juga baru-baru ini berusaha meningkatkan kerja sama dengan situs pemesanan tiket daring Pegipegi.com. “Melalui kerja sama ini, PT KAI menargetkan angka penjualan sekitar 5,3 juta penumpang hingga H+5 periode Lebaran 2016,” ujar Deputi Direktur Pemasaran & Penjualan Angkutan Penumpang PT KAI Wawan Ariyanto.

Dia menilai internet dan media sosial selain mudah digunakan, juga menjadikan promosi bisnis murah. Sebagai angkutan massal, manfaat terbesar penggunaan digital bagi PT KAI ialah kenyamanan pelanggan. Kini tidak lagi dijumpai antrean mengular panjang sebagaimana dahulu ketika kita mesti datang ke loket untuk memberi tiket kereta. Meski masih ada 30% penumpang PT KAI yang memilih jalur konvensional memesan tiket lewat loket, pihaknya meyakini kelak penjualan di loket akan terus berkurang, seiring dengan makin familiernya masyarakat terhadap penggunaan gawai.


Harga promosi

Memesan hotel atau paket wisata secara daring mempermudah konsumen atau menghindari kehabisan kamar. Namun bukan hanya itu, harga miring pun menjadi incaran.

Berbagai situs atau aplikasi pemesanan daring menawarkan berbagai harga untuk hotel yang sama. Meski perbedaannya tidak jauh, harga memengaruhi preferensi pelanggan. Ditambah, tiap situs/aplikasi juga punya metode promosi yang berlainan. Ada yang menggabungkan promosi hotel dengan pesawat, ada yang menawarkan poin untuk menikmati potongan harga pada transaksi berikutnya.

Seiring dengan terbiasanya masyarakat memanfaatkan pemesanan daring itu, Executive Assitant Manager The Grove Suites by Grand Aston Andi Gevika Rizki mengamini cara daring paling efektif untuk promosi dan penjualan. Apalagi dengan data pelanggan yang didapat secara daring, mereka juga bisa mengumpulkan feedback lewat e-mail. Selain untuk masukan, hal itu meningkatkan kepuasan pelanggan lantaran merasa diperhatikan.

Kendati begitu, pihaknya tidak meninggalkan cara konvenional untuk pelanggan yang langsung datang memesan kamar di hotel. “Dulu pemesanan hotel secara daring paling cuma 10%-12%, sekarang dapat 50% daring,” ungkapnya.

Lantas bagaimana cara meningkatkan penjualan daring? Hotel mereka bekerja sama dengan situs pemesanan daring. “Kita hormati bisnis daring, dengan cara kasih harga dasar. Setelah itu, kita tantang mereka sendiri dalam mendapat loyalitas pelanggan,” jelas Andi Gevika.

Di balik bersaingnya harga promosi di situs atau aplikasi travel, berlaku yang disebut sebagai aturan ‘trade parity’. Hotel contohnya, tidak boleh memberikan harga yang jauh berbeda kepada jasa penjualan daring karena bisa dikomplain dianggap melanggar kerja sama.

Karena adanya aturan itu, wajar jika Pegipegi.com berani menjanjikan ganti rugi kepada pelanggan yang menemukan ada situs lain yang menawarkan dengan harga jauh lebih murah. “Kalau nemu lebih mahal, bisa Whatsapp, BBM, atau Line, ada cash back,” ungkapnya.

Nah, apa Anda sedang merencanakan liburan? Pemanfaatan teknologi digital untui mencari informasi soal destinasi tujuan atau mencari penawaran harga menarik, menjadi cara cerdas berwisata masa kini. (M-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya