Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Aplikasi yang Menjawab Kebutuhan Masyarakat

MI/Hera Khaerani
09/4/2016 06:02
Aplikasi yang Menjawab Kebutuhan Masyarakat
(Ilustrasi)

CALVIN Kizana, pendiri Picmix, mulanya gemas dengan perkembangan aplikasi. Para pengguna ponsel pintar di Tanah Air lebih familier dengan aplikasi-aplikasi buatan orang asing. Ia yakin kualitas aplikasi buatan anak bangsa tak kalah. Picmix, yang merupakan aplikasi fotografi untuk perangkat bergerak, dibuat oleh CEO of Inovidea Magna Global itu. Di luar perkiraan, aplikasi yang murni ditujukan untuk Indonesia itu malah viral dan diterima pengguna dari negara-negara lain. "Saya yakin orang Indonesia bisa membuat sesuatu yang memiliki dampak global. Kita tidak perlu bergantung pada aplikasi buatan luar negeri," katanya di Google for Mobile di Sheraton Jakarta, Kamis (31/3). Kini, seiring dengan pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Tanah Air, aplikasi seluler makin banyak.
Namun, ketersediaan aplikasi, baik berbayar maupun gratis, tidak menjamin aplikasi itu sukses dimanfaatkan penggunanya. Itu patut disayangkan lantaran ponsel pintar menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Pada Januari 2016, pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 88,1 juta. Sementara itu, pengguna internet aktif dari perangkat seluler mencapai 64,1 juta. Kepala Bagian Pemasaran Google Indonesia, Veronica Utami, mengungkapkan rata-rata orang Indonesia menginstal 31 aplikasi di gawai. Dari jumlah itu, hanya sedikit yang betul-betul digunakan tiap hari. Ini berbeda dengan penduduk Korea Selatan yang rata-rata menginstal 57 aplikasi dan aktif memanfaatkan itu setiap hari. "Alasan pengguna di antaranya merasa aplikasi tidak terlalu berguna atau karena akan memakan terlalu banyak memori. Ini masalah-masalah yang harus dijawab developer," simpulnya di Google for Mobile yang sejalan dengan target perusahaan itu, yaitu melatih 100 ribu pengembang seluler dari Indonesia hingga 2020.

Sukses
Saat ini baru aplikasi Go-Jek yang masuk peringkat Top Global Apps. Di masa mendatang, pihaknya berharap lebih banyak aplikasi yang menjawab kebutuhan masyarakat. Google Developer Expert, Yohan Totting, berpendapat untuk bersaing secara global, pengembang sejatinya bisa melakukan itu dengan membuat aplikasi yang menjawab berbagai persoalan lokal. Hal itu juga yang banyak dilakukan developer andal dari negara-negara seperti India. Di sisi lain, Partner Development Manager Global Product Partnerships Google, Rica Handayani, mengatakan pengguna yang mau mengunduh aplikasi butuh usaha jauh lebih besar ketimbang mengarahkan mereka ke situs seluler.

"Tetapi orang-orang yang mengunduh aplikasi, umumnya loyal," ujarnya menekankan mengapa pengembangan aplikasi perlu dipandang serius para pengembang. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk membuat aplikasi yang sukses. Selain aspek pengembangan, penting juga memperhatikan cara-cara teknis yang melibatkan pengguna dan bagaimana mendapat keuntungan. (M-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya