Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TIM peneliti menemukan artefak perhiasan berbentuk liontin yang terbuat dari sedimentasi batu pada periode zaman mesolitik atau zaman batu pertengahan di Inggris.
Mereka menduga temuan itu merupakan perhiasan tertua di negara itu.
Usianya diperkirakan sekitar 11 ribu tahun.
Artefak tersebut sebetulnya ditemukan pada 2015 oleh tim peneliti dari University of York, University of Manchester, dan University of Chester di situs Star Carr di North Yorkshire, tetapi baru dipublikasikan setelah tim peneliti berhasil merampungkan penelitian mereka terhadap liontin tersebut.
Artefak itu disebut liontin karena terdapat lubang yang tidak memusat atau terletak lebih tinggi dari titik tengah artefak.
Peneliti mengatakan pembuatan lubang tidak memusat itu memang disengaja untuk bisa digunakan sebagai lubang tali kalung.
Nicky Milner, professor dari Departemen Arkeologi di York University selaku pemimpin penelitian, mengungkapkan betapa spesialnya artefak liontin yang mereka temukan itu.
Pasalnya, selain artefak perhiasan, adanya ukiran garis-garis dan motif titik-titik pada artefak liontin tersebut membuatnya menjadi satu-satunya liontin berukir yang ada pada zaman mesolitik yang ditemukan di seluruh dataran Eropa.
Ukiran garis pada liontin dipercaya peneliti merupakan representasi sebuah pohon, peta, sehelai daun, atau kode tanda penghitungan.
Peneliti menyatakan ukiran yang ada dapat berarti seni yang paling awal dikenal dari zaman tersebut yang pernah ditemukan di Inggris.
Untuk menguak sebuah ukiran pada perhiasan, para peneliti menggunakan teknik pencitraan digital.
Tim peneliti juga melakukan analisis untuk menentukan tekstur maupun pigmen warnanya.
Meskipun proses penelitian sudah kompleks, tim peneliti masih mengira-ngira kegunaan artefak tersebut.
Para peneliti hanya bisa membayangkan pemiliknya, cara mereka memakainya, dan makna ukiran itu bagi mereka.
Para peneliti memperkirakan barang itu dipakai dukun atau seseorang yang memiliki akses dan pengaruh dalam dunia roh serta praktik penyembuhan spiritual.
Masyarakat kuno meyakini dunia ini dipenuhi dengan kekuatan gaib dan roh-roh yang dipercaya memiliki kekuatan besar, dan dapat dikendalikan oleh sang dukun.
Perkiraan tersebut dilandaskan pada temuan-temuan liontin di Denmark yang ditafsirkan sebagai jimat yang digunakan untuk perlindungan spiritual pribadi.
Bagi Anda yang tertarik dan ingin melihat langsung, artefak liontin mulai dipamerkan di Museum Yorkshire pada Sabtu, 27 Februari hingga 5 Mei 2016.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved