Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PAGI di Kamis minggu ketiga selalu meriah di Masjid Nurul Hasanah, Cilincing, Jakarta Utara. Masjid yang cuma terpisah puluhan meter saja dari jalanan yang riuh dengan hilir mudik kontainer dari atau menuju kawasan pelabuhan itu dipenuhi 100 balita dan 5 ibu hamil. Mereka menimbang badan, tinggi dan lingkar kepala, mendapat imunisasi, konseling, hingga menyantap menu-menu makanan tambahan sedap nan sehat.
Namun, Posyandu Cempaka 2 itu istimewa bukan cuma istimewa karena semangat Siskawati, 38, dan empat kader lainnya, melainkan juga keterlibatan ponsel pintar dalam semua kegiatan di sana. Ada m-posyandu di ponsel para ibu kader, dengan lima fitur utama yang telah dijalankan selama dua tahun dan menjadi bagian dari kegiatan posyandu. Fitur-fitur itu, di antaranya, pantau tumbuh kembang, kunjungan rumah anak dan balita, pemantauan ibu hamil, simulasi tumbuh kembang, hingga pengukuran tinggi badan.
"Namun, yang paling ditunggu-tunggu, jempol itu. Jempol bagus akan keluar jika pertumbuhan anak hijau, sesuai dengan standar, tapi kalau enggak, jempolnya ke bawah. Bahkan, ada lo anak yang nunggu-nunggu banget si jempol keluar dan marah kalau dapat jempol ke bawah," kata Siska, sang ketua kader yang juga ibu Aqila Ramadani, 18 bulan, ketika dijumpai Media Indonesia, Kamis (26/10).
Semua dapat jempol
Namun, kekecewaan para ibu dan balita gara-gara perkara jempol ini, kata Siska, tak sering terjadi. Kini, nyaris semua balita di Posyandu Cempaka 2 yang melingkupi warga di RT 1, 2, dan 3, RW 09, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, itu rutin mendapat jempol juara. Salah satu pemacunya, kinerja Ayu Fatimah serta tim Wahana Visi Indonesia (WVI) lainnya, yang rutin turun ke Cilincing untuk mendampingi 66 posyandu.
"WVI menjalankan Pos Pintar, program penguatan posyandu, bekerja sama dengan PT Bank HSBC Indonesia. Penguatan itu terdiri dari pelatihan kader, pendampingan, dan mengenalkan inovasi m-posyandu untuk memperbaiki pendataan pemantauan tumbuh kembang serta meningkatkan konseling gizi," kata Project Manager Pos Pintar WVI Yosselina.
Selain di Kecamatan Cilincing, aplikasi yang hanya bisa diunduh kader posyandu itu digunakan juga di Kecamatan Pontianak Barat, Kalimatan Barat, serta Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur.
"Total ada 151 posyandu yang kami jangkau, 879 kader serta 10.649 balita 4.335 baduta atau bayi di bawah dua tahun," ujar Yosselina.
Dikembangkan Dimagi Commcare, menggunakan open platform, m-posyandu didedikasikan buat dua kalangan yang jadi sasaran posyandu, yakni balita dan ibu hamil. Ditargetkan untuk menguatkan pendataan, nama balita dan ibu hamil teregistrasi di sana, lengkap dengan alamat, nomor ponsel, hingga tanggal lahir.
Buat balita, sistem juga akan mengingatkan pentingnya kepemilikan akta kelahiran karena ada isian nomor registrasi. Ada pula garis hijau jika berat badan sesuai dengan standar, kuning jika di bawah dan merah jika dinilai selisihnya sudah berat, seperti yang juga diperlihatkan dalam kartu menuju sehat (KMS). Di KMS, garis itu harus dihubungkan manual, dengan mengisi grafik dan rawan kekeliruan. Namun, di m-posyandu, dikalkulasi digital.
Ada pula daftar imunisasi yang harus diperoleh si anak sesuai dengan kalkulasi usianya. Bahkan, turut muncul kampanye ASI dengan isian soal konsumsi susu yang diperoleh anak. Berikutnya, keikusertaan dalam konseling pun dipastikan dalam aplikasi ini, ada pertanyaan soal kondisi anak sehat atau sakit serta jenis penyakit yang diderita.
Buat ibu, tersedia juga fitur saran soal menu sehat, posisi menyusui, hingga inisiasi menyusui dini. Semuanya mengarah pada salah satu fungsi penting posyandu, melakukan stimulasi, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK).
Edukasi digital
Nuni Sutyoko - Head of Sustainability PT Bank HSBC Indonesia, memaparkan pihaknya konsisten melibatkan teknologi dalam kontribusi mereka pada masyarakat. "Selain m-posyandu, kami memiliki literasi keuangan bagi anak usia SD melalui gim tablet," kata Nuni.
Yang pasti, bagi Siska, senyum para ibu dan balita melihat jempol telah menguatkan semangat para kader saat menimbang dengan timbangan dacin nan legendaris, dengan kain untuk dudukan para balita serta mencatatnya secara digital hingga memasak kacang hijau, bubur, atau puding santan.
Pos Pintar
Mengapa?
- 19,6 anak Indonesia kurang gizi
37,2 anak Indonesia pendek
- Indonesia, salah satu negara dengan pengguna ponsel terbanyak
M-posyandu
- Fitur:
- Pemantauan tumbuh kembang
- Konseling pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA)
- Konseling stimulasi, deteksi, intervensi dini, dan tumbuh kembang (SDIDTK)
- Data tersimpan dalam server dan dapat dipakai untuk pengambilan keputusan
- Evaluasi:
- M-posyandu memacu peningkatan akurasi penghitungan status tumbuh balita jika dibandingkan dengan manual sebanyak 80%
- Memacu kader memberikan umpan balik
- Dipersepsikan memiliki pesan konseling yang lebih terstruktur dan dapat dipercaya
(sumber: Wahanavisi.org/Zat/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved