Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Sistem Pengaman agar Android Bebas Malware

Rizky Noor Alam
14/10/2017 05:46
Sistem Pengaman agar Android Bebas Malware
(DOK. PLAYSTORE)

SISTEM operasi Android paling banyak digunakan di seluruh dunia. Google mengklaim ada sekitar dua miliar pengguna sistem operasi tersebut.

Dengan jumlah pengguna miliaran itu, tentunya membuat mereka menjadi sasaran empuk berbagai serangan malware yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Sebagai pencipta Android, Google merasa bertanggung jawab untuk menjamin keamanan sistem operasi yang mereka buat. Membuat jaminan keamanan bukanlah hal mudah. Sebabnya, Android menerapkan prinsip open source yang memungkinkan pihak lain mengakses ataupun memodifikasinya.

"Sebagai sistem operasi paling populer dan menjadi ekosistem terbesar, tentu kami sadar harus membekali dengan sistem keamanan," jelas Direktur Teknik untuk Keamanan Android Google, Adrian Ludwig, dalam video conference di Kantor Google Indonesia, Jakarta, Selasa (10/10).

Prinsip open source yang dipegang Android, lanjutnya, tetap berisiko diserang malware. Namun, sisi positif prinsip itu dapat menciptakan teknologi lebih baik dan berkolaborasi dengan pihak lain.

"Kelemahannya orang lain bisa memanfaatkan open source itu untuk hal-hal buruk, seperti membuat malware atau bahkan mencuri data-data pengguna," tambah Adrian.

Lebih lanjut, ia memaparkan tugas yang diemban para teknisi sistem keamanan Android sangat berat karena tidak hanya dijalankan pada ponsel pintar, tetapi juga perangkat lain yang juga mengadopsi Android sebagai sistem operasi.

Langkah pengamanan

Salah satu langkah dasar yang dilakukan Google untuk pengamanan dan menangkal serangan malware pada Android ialah menyiapkan sistem keamanan. Google bersama perusahaan sistem keamanan menganalisis bentuk serangan yang terdeteksi. Selanjutnya, Google akan menyebarkan aplikasi serta sistem keamanan tersebut lewat vendor yang menciptakan perangkat (OEM) untuk membantu menyebarkannya.

"Kami tidak mau sistem operasi kami jadi target serangan malware yang berbahaya bisa menginfeksi perangkat lainnya. Google pun sudah menyiapkan aplikasi sistem keamanan khusus Android bernama Google Play Protect (GPP)," klaim Adrian.

GPP dapat diakses pada aplikasi Google Play Store (GPS) akun Anda. Aplikasi itu dapat digunakan sebagai pemindai malware di perangkat dan memberikan informasi jika situs yang Anda akan kunjungi terindikasi mengandung malware.

Selain itu, aplikasi ini bisa dipergunakan untuk menemukan atau mengunci akses perangkat Anda jika hilang.

"Sejauh ini sistem operasi Android masih sangat aman, dari dua miliar lebih perangkatnya hanya 1,5% terinfeksi malware di tahun lalu. GPP setiap harinya memindai lebih dari satu miliar perangkat Android dan 50 miliar aplikasi yang beredar lewat GPS," jelas Adrian.

Adrian lebih lanjut membeberkan kiat yang setidaknya dapat membantu pengguna Android mengamankan ponselnya.

Pertama, mengunci layar. Meskipun terdengar remeh, hal sederhana itu penting karena dengan mengunci layar setidaknya memberikan keyakinan bahwa ponsel berada dalam jangkauan pengawasan peiliknya.

Kedua, mem-back up data secara berkala. Hal itu penting karena jika ponsel terserang malware dan mengakibatkan data-data hilang, setidaknya kita sudah mempunyai beragam salinan data di ponsel kita.

Ketiga, selalu menginstal aplikasi dari GPS atau secara resmi. Jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber tidak jelas. Selain berisi malware, aplikasi tersebut tidak berjalan optimal pada perangkat yang kita miliki sehingga dapat berefek kerusakan yang parah.

Terakhir, pengguna sistem operasi Android dan layanan milik Google sebaiknya mengaktifkan fitur sistem autentifikasi akun berlapis, seperti 2-factor authentification Google Service. Dengan begitu, kata Adrian lagi, setiap ada pihak yang mencoba mengakses akun tanpa izin, Anda lebih dulu menerima pemberitahuan serta memastikan bahwa GPP dan fitur Find My Device sudah diaktifkan.

Di lain pihak, pengguna Samsung Galaxy S7 Edge, Edwin Saputra, 26, mengatakan perangkat Android yang digunakannya saat ini cukup aman. Selama setahun memakainya, lanjutnya, ia belum menemukan masalah keamanan dari malware yang menyerang ponselnya.

"S7 Edge ini kan Andorid versi 7 sekian alias Nougat, dari segi keamanan software aman kok karena punya antivirus bawaan sendiri, yaitu Samsung Knox. Selain itu, ada software keamanan sendiri bawaan Google, yaitu GGP," jelas Edwin.

Jika nanti poselnya sudah di-update ke versi Android terbaru, yaitu Oreo, lanjutnya, tingkat kemanannya akan semakin baik.

Sebelumnya, Adrian mengklaim versi Android terbaru yaitu 8.0 atau yang diberi nama dengan Oreo lebih aman daripada Android versi-versi sebelumnya.

"Oreo lebih aman daripada Nougat dan lainnya. Oreo mempunyai karakteristik untuk lebih aman dan membuat OEM lebih mudah untuk meng-update keamanannya," pungkas Adrian.

BAHAN UNTUK GRAFIS:

1. Ada lebih dari 1,4 miliar penguna aktif Android dalam sebulan.

2. Lebih dari 400 OEM ikut mengembangkan Android.

3. Lebih dari 500 operator yang bekerja sama.

4. Sebanyak 1,5 juta perangkat Android diaktifkan setiap harinya di dunia.

5. Sebanyak 65 miliar lebih aplikasi yang diinstal melalui Google Play Store.

6. Google Play Store menyediakan lebih dari 1 juta aplikasi.

7. Lebih dari 1 miliar pengguna aktif Google Play Store dalam sebulan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya