Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Kesadaran Kolektif Atasi Eksploitasi Anak

Suwanto Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
05/4/2016 00:20
Kesadaran Kolektif Atasi Eksploitasi Anak
(MI/ARYA MANGGALA)

ANAK merupakan harta berharga bagi orangtua, masyarakat, maupun negara.

Namun, ironisnya, kata berharga tersebut tidak serta-merta diiringi tingkat kesadaran untuk memperlakukan dan mendidik mereka dengan sebaik-baiknya.

Akibatnya, kasus kekerasan ataupun eksploitasi anak masih saja marak terjadi.

Ketidakmampuan anak untuk membela dirinya di hadapan orang dewasa menjadi penyebab banyaknya hak anak yang dilanggar.

Artinya, anak merupakan individu yang masih terbilang lemah sehingga perlu dilindungi hak-haknya, bukan malah mengeksploitasinya untuk kepentingan tertentu.

Maraknya kasus eksploitasi anak hingga mengakibatkan hilangnya nyawa anak merupakan indikasi bahwa dunia ini bukan lagi tempat yang aman apalagi nyaman untuk anak-anak.

Kasus seperti Engeline atau kasus kekerasan lainnya menjadi bukti masih lemahnya kontrol pengawasan baik itu oleh keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Sudah saatnya kita sadar bahwa anak perlu dilindungi menyangkut fisik, sosial, mental, maupun psikisnya.

Jangan sampai pengalaman pahit kekerasan anak yang lalu terulang kembali.

Untuk mewaspadai dan meredam berbagai bentuk eksploitasi terhadap anak, diperlukan dukungan dan sinergi berbagai pihak baik itu orangtua, masyarakat, maupun pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak-anak.

Kesadaran setiap elemen bahwa anak adalah harta berharga yang harus dijaga dan didik perlu digiatkan agar pelanggaran terhadap hak anak dapat diminimalkan.

Akar permasalahan utama maraknya eksploitasi anak ialah lemahnya kesadaran akan hak anak serta nilai-nilai kemanusiaan yang mulai tergerus.

Selanjutnya, kapitalisme mengajarkan kita untuk hidup secara individualistis yang perlahan membunuh rasa kemanusiaan yang sejatinya terdapat dalam setiap diri manusia.

Privasi selalu dijadikan tameng untuk bersikap tak acuh pada lingkungan sekitar sehingga korban utama dari ketidakpedulian tersebut ialah anak yang belum mampu menuntut haknya.

Karena dalih privasi inilah masyarakat baru mengetahui adanya eksploitasi anak di lingkungannya setelah jatuh korban.

Sudah saatnya kesadaran kolektif dibumikan agar eksploitasi dan kekerasan pada anak dapat dicegah dan ditangani.

Payung hukum dan regulasi harus diperketat sebagai upaya perlindungan anak.

Masyarakat harus bisa menjadi kontrol sosial dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak.

Demikian pula keluarga sebagai entitas masyarakat terkecil patut memperhatikan hak anak serta melindunginya.

Harapannya, dengan kesadaran kolektif dan berbagai langkah inilah problem eksploitasi anak dapat diberantas dengan tuntas sampai ke akar-akarnya. Semoga.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik