Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Belajarlah dari Tragedi Brexit

Andika Khoirul Huda Mahasiswa UIN Walisongo Semarang
20/6/2017 07:00
Belajarlah dari Tragedi Brexit
(MI/ARYA MANGGALA)

RITUAL pulang kampung atau lazim disebut dengan mudik sudah menjadi rutinitas wajib menjelang musim Lebaran setiap tahunnya.

Momentum Lebaran bagi sebagian warga kota dimanfaatkan untuk kembali ke tanah kelahirannya, bersilaturahim ke orangtua, kerabat, atau sanak saudara.

Hampir setiap warga yang mengadu nasib di kota berbondong-bondong kembali ke kampung halaman, entah itu dengan memanfaatkan fasilitas publik seperti kendaraan umum atau bahkan kendaraan pribadi.

Kemacetan, kesemrawutan, kecelakaan, sampai memakan korban merupakan hal yang sering kita jumpai waktu mudik Lebaran.

Namun, dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya membenahi seluruh sarana prasarana mudik untuk mengantisipasi hal-hal tersebut kembali terjadi dan untuk menciptakan mudik aman serta nyaman.

Karena mudik merupakan ritual wajib setiap tahunnya, pemerintah terus memberikan perhatian ekstra, misalnya memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan membangun sejumlah ruas tol baru di Jawa dan Sumatra.

Sebagian ruas-ruas tol trans-Jawa sejauh 110 km dari Brebes Timur sampai dengan Gringsing sudah mulai bisa dilalui pemudik, belum lagi ruas-ruas lain di tol trans-Jawa sudah mulai difungsionalkan.

Ditambah lagi, empat ruas di tol trans-Sumatra juga sudah mulai bisa dilalui pemudik.

Tentu pemerintah belajar dari tragedi di pintu keluar Brexit pada musim mudik tahun lalu, pemerintah tak ingin kejadian tragis dan konyol itu terulang kembali di tahun ini.

Tragedi di Brexit harus menjadi pembelajaran bagi pemerintah bagaimana bisa mengurai kemacetan secepat mungkin, jangan sampai menunggu volume kendaraan menumpuk yang akhirnya susah diurai.

Persiapan juga harus dilakukan sejumlah aparat berwajib.

Mereka harus melakukan langkah cepat bila peristiwa tahun lalu terulang kembali.

Bukan malah bersikap kebinggungan.

Pemerintah pusat juga harus bekerja sama dengan pemerintah daerah supaya saling bersinergi bertindak cepat, sigap, dan berkoordinasi supaya menciptakan mudik yang nyaman dan aman.

Di samping kesiapan yang harus matang dilakukan pemerintah, para pemudik juga harus menciptakan mudik yang aman, lancar, dan nyaman.

Semisal melakukan persiapan dan mengecek kendaraan yang akan dibawa mudik, jangan sampai kendaraan yang digunakan di tengah perjalanan mogok yang akan menambah parah kemacetan.

Selain itu, membayar tiket tol secara elektronik dengan menggunakan e-toll atau e-money untuk menghindari antrean di pintu tol dan juga dapat memangkas kemacetan.

Jangan sampai mudik yang diharapkan dapat berkumpul bersama keluarga untuk bersilaturahim malah berujung petaka akibat hal-hal sepele yang disebabkan ketidaksiapan pemerintah maupun pemudik.

Wujudkan mudik yang aman, nyaman, dan juga menyenangkan supaya selamat sampai tujuan.

Wallahualam bissawab.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya