Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
HANYA keajaiban yang bisa membuat Arsenal merebut tiket perempat final Liga Champions.
Mengatasi ketertinggalan skor 1-5 di leg kedua babak 16 besar di Emirates Stadium untuk menyingkirkan Bayern Muenchen Rabu (8/3) dini hari seperti sebuah mission imposible bagi the Gunners.
Sepanjang sejarah kompetisi sepak bola Eropa, hanya tiga klub yang mampu membalikkan keadaan setelah defisit empat gol.
Real Madrid menjadi tim teranyar yang melakukannya saat mampu membalikkan kekalahan 1-5 dari Borussia Muenchenglad-bach di leg pertama Piala UEFA 1986/1986 dengan kemenangan 4-0 di leg kedua.
Meski itu sangat berat, Arsenal bukan tak memiliki kemampuan untuk memberikan 'neraka' kepada Muenchen.
Namun, Bayern Muenchen bukan tim yang mampu takluk dengan skor besar dengan mudah.
Dalam satu dekade terakhir hanya Real Madrid dan Barcelona yang dapat mengalahkan Muenchen dengan skor 4-0 di Liga Champions.
Apalagi skuat asuhan Carlo Ancelotti tersebut sedang dalam tren terbaik mereka saat ini.
Muenchen mencetak 14 gol dan tidak kebobolan untuk mengunci tiga kemenangan dalam tiga laga terakhir di pentas domestik.
Situasi itu tentu jauh berbeda dengan Arsenal yang akhir pekan lalu harus menyerah 1-3 dari Liverpool.
Meskipun demikian, Arsenal tidak ingin terburu-buru mengibarkan bendera putih.
Bek Arsenal Hector Bellerin meminta rekan-rekannya untuk tampil lebih baik di menit-menit awal guna mengejar defisit gol.
"Kami harus sadar bahwa kami harus mendorong lebih keras untuk memulai pertandingan dengan sikap yang lebih baik. Ini bukan masalah tentang tim lain. Jika bisa melakukan itu, kami dapat mencetak gol," tukas bek 21 tahun itu.
Tetap menyerang
Sebaliknya bagi Muenchen, walau harus bermain di kandang lawan, keunggulan empat gol membuat tugas para punggawa tim itu sedikit lebih ringan.
Meski demikian, Arjen Robben dan kawan-kawan tidak ingin terlena dan mempertaruhkan keunggulan empat gol.
Dua musim sebelumnya, Muenchen pernah merasakan pahitnya menelan kekalahan di kandang Arsenal di fase Grup F dengan skor 0-2.
Oliver Giroud dan Mesut Oezil menjadi aktor kemenangan the Gunners kala itu.
"Kami memiliki keuntungan besar, tapi Arsenal masih berbahaya. Jadi kami harus dengan kecepatan tertinggi untuk kembali meraih kemenangan," kata gelandang Muenchen Javi Martinez.
Franck Ribery juga menegaskan timnya tidak boleh meremehkan.
"Ini akan menjadi laga penting dan Arsenal merupakan tim bagus. Kami harus bermain menyerang dan tetap waspada sepanjang laga," jelasnya.
Kapten Muenchen Philip Lahm pun berpendapat sama.
"Kami harus tetap dalam fokus tertinggi dan yang terpenting, menunjukkan kepada Arsenal untuk melupakan babak selanjutnya," jelas Lahm yang tidak bisa bermain karena akumulasi kartu kuning.
Meski tanpa Lahm, Ancelotti tetap bisa menurunkan kekuatan terbaik saat berkunjung ke London.
Mats Hummels dan Arjen Robben yang diistirahatkan di laga sebelumnya mungkin akan jadi pilihan utama di lini belakang dan tengah.
(UEFA/AFP/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved