Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
TIMNAS Thailand mencetak sejarah baru di kancah persepakbolaan Asia Tenggara. Skuat Gajah Putih baru saja menahbiskan diri sebagai Raja di Asia Tenggara lantaran memiliki trofi juara terbanyak di Piala AFF.
Kemenangan 2-0 atas Indonesia pada leg kedua final di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/12), membawa Thailand merebut titel juara Piala AFF 2016. Mereka juara lantaran unggul agregat 3-2 atas Indonesia yang sukses memetik kemenangan 2-1 pada leg pertama.
Ini merupakan gelar kelima (1996, 2000, 2002, 2014, dan 2016) yang diraih Thailand di ajang yang kerap disebut Piala Dunia-nya negara-negara Asia Tenggara itu. Torehan ini melewati pencapaian Singapura yang mengoleksi empat trofi.
Kesuksesan ini tentunya disambut gembira oleh seluruh publik Thailand. Sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja keras Teerasil Dangda dan kawan-kawan di atas lapangan, Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) memberikan bonus melimpah kepada seluruh awak The War Elephants.
Menurut laporan Bangkok Post, FAT memberikan bonus sebesar 15 juta Baht atau setara Rp5,6 miliar kepada Timnas Thailand atas sukses di Piala AFF 2016. Ini belum termasuk uang 7 juta Baht (Rp2,6 miliar) yang disiapkan AFF untuk tim juara.
Selain bonus, pelatih Kiatisuk Senamuang juga kabarnya akan segera mendapatkan "bonus" tambahan, yakni berupaya perpanjangan kontrak baru.
"Saya tahu, kerja sama Kiatisuk dan FAT akan berakhir pada Februari. Untuk itu, kami akan memanggilnya dan mendiskusikan (perpanjangan) kontrak pada Januari. Selain soal kontrak, kami juga akan berdiskusi soal targetnya berikutnya untuk Timnas Thailand," ujar Presiden FAT, Pol Gen Somyot Poompunmuang.
Kiatisuk sendiri belum mau bicara banyak soal perpanjangan kontrak. Namun, ia mengatakan masih ingin membesut Thailand, meski banyak mendapat tawaran melatih di tempat lain.
Ia bahkan mengakui bahwa banyak fans Indonesia yang memintanya untuk membesut Timnas Indonesia untuk menggantikan posisi Alfred Riedl yang kemungkinan tidak mendapatkan kontrak baru dari PSSI.
"Terima kasih kepada fan Indonesia. Banyak yang meminta saya untuk melatih Indonesia. Tapi, saat ini saya masih ingin bersama Timnas Thailand karena kami masih bertarung di babak kualifikasi Piala Dunia," ujar Kiatisuk.
"Mungkin waktunya akan tiba di mana saya sudah tidak lagi dipercaya di sini. Ini adalah bagian dari kehidupan pelatih sepak bola. Kontrak saya akan berakhir pada Februari, dan saya akan mendiskusikannya dengan federasi apakah saya diperpanjang atau tidak. Jika tidak, itu tidak masalah karena selalu ada risiko di setiap pekerjaan," lanjutnya.
Lebih jauh, Kiatisuk mengatakan bahwa gelar juara yang diraih Thailand ini didedikasikan khusus untuk masyarakat Thailand yang sudah memberikan dukungan luar biasa selama turnamen dan juga untuk mendiang Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang meninggal pada 13 Oktober lalu.
"Gelar ini merupakan kado tahun baru dari kami untuk masyarakat Thailand. Kami juga mendedikasikan kesuksesan ini untuk Raja," tandas Kiatisuk.
Karier Kiatisuk di Timnas Thailand terbilang cukup mengesankan. Pada awalnya, mantan penyerang andalan Timnas Thailand ini ditunjuk sebagai pelatih Timnas U-23. Namun, hanya dalam waktu enam bulan, ia langsung dipromosikan sebagai pelatih tim senior sebagai caretaker. Dia dipercaya menukangi timnas U-23 dan senior.
Pada 2014, Kiatisuk akhinya dipercaya sebagai pelatih tetap Timnas senior Thailand. Ia mendapatkan kepercayaan itu lantaran sukses mengantar Timnas Thailand U-23 merebut medali emas SEA Games 2013 dan mencapai babak semifinal Asian Games 2014.
Tidak hanya di level junior, Kiatisuk juga membuktikan sentuhan emasnya di Timnas senior. Hal itu dibuktikan dengan kesuksesannya membawa Thailand melaju hingga babak kedua kualifikasi Piala Dunia dan dua kali juara Piala AFF (2014 dan 2016).
Baginya, itu merupakan trofi AFF kelima yang diraihnya. Sebelumnya, pelatih 43 tahun ini sukses menyabet tiga trofi Piala AFF saat masih aktif sebagai pemain. Ketiga trofi AFF itu diraihnya pada 1996, 2000, dan 2002. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved