Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Menjegal Kebangkitan La Furia Roja

Satria Sakti Utama
06/10/2016 03:10
Menjegal Kebangkitan La Furia Roja
(AFP PHOTO / MARCO BERTORELLO)

TIMNAS Italia pantas jemawa menjelang laga melawan raksasa 'Benua Biru' lainnya, Spanyol, dalam laga lanjutan Grup G babak kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa, dini hari nanti. Tim yang sebelumnya dinakhodai Antonio Conte itu sukses menenggelamkan skuat La Furia Roja julukan Spanyol di fase perempat final Piala Eropa 2016 lalu dengan skor dua gol tanpa balas. Kegagalan tersebut membuat mimpi Andres Iniesta dengan mencatatkan sejarah untuk meraih titel raja Eropa tiga kali beruntun batal terwujud. Oleh karena itu, pertarungan kedua tim yang kali ini tersaji di Juventus Stadium bisa menjadi ajang balas dendam. Spanyol memiliki modal cukup melimpah untuk mewujudkan target mempermalukan Leonardo Bonucci dkk di depan publik mereka sendiri. Semenjak dipimpin pelatih baru Julen Lopetegui, jawara Piala Eropa 2012 lalu itu mulai menapaki jalan kebangkitan. Dua kemenangan beruntun dengan torehan 10 gol dan tanpa sekali pun kebobolan menjadi bukti nyata transformasi timnas Spanyol di tangan Lopetegui berjalan di trek yang benar.
Bonucci pun mengaku tidak menutup mata dengan ancaman baru sang tamu. Spanyol selalu menjadi favorit, tapi bek Juventus itu menilai Gli Azzurri julukan Italia selalu mampu menyulitkan. "Kami berharap melawan Spanyol yang berbeda saat kami hadapi di Piala Eropa. Mereka akan punya motivasi baru dan mungkin akan mencari cara untuk balas dendam. Mereka selalu diunggulkan? Itu pasti, tapi kami akan mengubah prediksi," tukas Bonucci.

Tidak memiliki nasib jauh berbeda, Italia sejatinya juga dalam momen adaptasi dengan nakhoda anyar Giampiero Ventura.
Setelah menjalani debut yang mengecewakan kala dikalahkan 1-3 oleh Prancis di laga uji coba 2 September lalu, Italia berhasil membungkam Israel dengan skor identik empat hari kemudian. Problema utama pelatih 68 tahun itu ialah kekhawatiran terhadap stamina pemainnya. "Saya akan memiliki pemain yang bermain tujuh pertandingan hanya dalam 20 hari. Jadi, kami memerlukan 99% kemampuan kami untuk melawan mereka," ujar Ventura. Meski demikian, Lopetegui menilai Italia tetaplah lawan yang sulit untuk dihadapi. Apalagi di tangan Ventura komposisi tim tidak banyak berubah. Itu berarti pemainan khas Italia dengan skema 3-5-2 yang sempat menyulitkan di Piala Eropa dapat terulang lagi.
"Italia lawan yang sulit karena tak hanya punya pemain terbaik, tapi juga kekuatan kolektif yang dibangun selama bertahun tahun," jelas Lopetegui.

Tanpa Rakitic
Gelandang tengah Kroasia Ivan Rakitic mengikuti jejak kompat-riotnya, Luka Modric, yang bakal absen dalam dua laga kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Kosovo dan Finlandia. Menurut laman resmi Barcelona, Rakitic cedera tumit.
Sementara itu, Modric bermasalah dengan lututnya. Absennya dua jenderal lapangan tengah itu tentu menjadi pukulan keras bagi pelatih Kroasia Ante Cacic. Kolektivitas untuk mengirimkan umpan matang kepada penyerang tunggal Mario Mandzukic pun kian berkurang. (AFP/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya