Buah Perjudian Berisiko Tinggi

Maggie Nuansa
04/7/2016 04:00
Buah Perjudian Berisiko Tinggi
(AFP/VINCENZO PINTO)

SETELAH tak pernah memenangi delapan pertarungan kontra Italia di turnamen mayor, Jerman akhirnya memutus rantai kutukan itu, Minggu (3/7). Saat bertarung di Bordeaux dalam laga perempat final Euro 2016, der Panzer menang adu penalti 6-5 setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal dan ekstra.

Bagi pelatih Jerman Joachim Loew, keberhasilan itu berharga lebih dari sekadar tiket semifinal.

Bagi juru taktik yang belakangan disorot karena berperilaku tidak higienis itu, kemenangan tersebut ialah buah dari perjudian berisiko tinggi yang diambilnya sebelum laga.

Ketika memenangi Piala Dunia 2014, die Mannschaft memakai formasi 4-2-3-1.

Skema yang sama pun mengantar Thomas Mueller dkk ke puncak Grup C Euro 2016 dan menggilas Slovakia 3-0 di babak 16 besar.

Namun, kemarin, Loew memutuskan mengganti formasi itu dengan skema andalan Italia, 3-5-2, yang kemudian bertransformasi menjadi 3-6-1 seiring dengan berjalannya laga.

Hasilnya, Gli Azzurri dibuat tak berkutik, terutama di awal babak kedua.

"Saya tahu sejak Italia melawan Spanyol kami akan bermain dengan taktik seperti ini," ujar Loew.

Dengan taktik itu, Mueller, Mesut Oezil, Sami Khedira, dan Toni Kroos yang beroperasi di tengah mampu membungkam pergerakan Emanuele Giaccherini, Marco Parolo, dan Stefano Sturaro.

Bagi Loew, ini sudah sesuai dengan perhitungannya.

"Permainan Italia sangat bisa ditebak. Mereka mengandalkan dua penyerang tengah dan dua winger yang bermain hingga depan gawang. Sangat berbahaya jika kami bermain empat lawan empat karena mereka sangat andal," lanjut Loew.

Skema itu membuat Jerman menguasai laga dan akhirnya memimpin pada menit ke-65 lewat gol Mesut Oezil.

Sayang, pada menit ke-78, Leonardo Bonucci menyamakan skor lewat titik putih setelah wasit melihat Jerome Boateng melakukan handsball di depan gawang.

Skor 1-1 bertahan hingga waktu normal dan waktu ekstra sehingga pertandingan berlanjut hingga drama adu penalti.

Beratnya tekanan laga membuat sembilan pemain dari tiap-tiap tim harus menjadi eksekutor sebelum sepakan Matteo Darmian ditepis Manuel Neuer dan tendangan Jonas Hector tak mampu dihalau Gianluigi Buffon.

Di semifinal, Jerman akan berhadapan dengan pemenang laga Prancis kontra Islandia, dini hari tadi.


Tim terkuat

Pelatih Italia Antonio Conte mengaku tersanjung dengan pengakuan Loew yang sampai harus mengganti taktik khusus untuk menghadapi timnya.

Juru taktik yang bakal menangani Chelsea musim depan itu menambahkan timnya akan angkat koper dengan kepala tegak setelah kekalahan ini.

"Kami kalah dari tim yang sangat kuat, tapi kami telah menunjukkan kami skuat yang patut dihormati di Eropa," kata Conte.

Eks arsitek Juventus itu optimistis skuat muda yang dibawanya ke Prancis tahun ini akan bersinar terang di turnamen mayor berikutnya, yakni Piala Dunia 2018.

Hal senada juga digaungkan media-media lokal Italia, semisal La Gazzetta dello Sport.

Meski sempat dipandang remeh oleh kritikus sepak bola karena membawa skuat yang kurang mentereng, Conte membuktikan bahwa ia tidak sekadar berjudi.

Dengan modal 23 pemain itu, ia membawa Gli Azzurri menang 2-0 atas tim peringkat kedua FIFA, Belgia, dan keluar dari grup maut sebagai pemuncak klasemen hanya dalam dua partai.

Di babak 16 besar, Giorgio Chiellini dkk pun membungkam juara bertahan dua kali, Spanyol, dengan skor 2-0 yang sampai membuat pelatih La Furia Roja, Vicente del Bosque, memutuskan mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban.
(UEFA/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya