Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Dari Garuda Nglayang hingga Emprit Neba

Ono Sarwono, Wartawan Media Indonesia
21/6/2016 07:49
Dari Garuda Nglayang hingga Emprit Neba
(AP/Andrew Medichini)

ENTAH kenapa, mungkin karena gemar wayang, saya sering berimajinasi bilamana seni strategi perang dalam Bharatayuda bisa diejawantahkan dalam pertandingan sepak bola. Asumsi saya, bila pertandingan dua tim diibaratkan perang, betapa indahnya seni pertempuran Pandawa-Kurawa dapat diimplementasikan sebagai strategi dalam sepak bola.

Tahukah Anda, ada banyak seni perang dalam pakeliran. Ini bisa dijadikan inspirasi para coach meramu strategi demi memenangi pertandingan. Sebutlah di antaranya garuda nglayang, wulan tumanggal, supit urang, diradameta, dan emprit neba. Tidak hanya itu, masih ada yang tidak kalah hebatnya, seperti gilingan rata, cakra byuha, gedong minep, dan wukir jaladri.

Taktik-taktik itu digunakan tergantung sikon. Misalnya, seberapa besar atau banyak (kuat) pasukan, siapa yang menjadi senapati (kapten), dan sejauh mana kesaktian (keahlian) individu setiap pasukan.

Lalu, bagaimana strategi-strategi itu?

Yang pertama, garuda nglayang. Taktik ini seperti gaya burung garuda yang terbang melayang-layang dan pada saat tertentu nylorot (menukik) menyergap sasaran dan kemudian dengan ganas mencabik-merobeknya. Strategi itu bisa diterapkan bila memiliki paruh (ujung tombak) tajam dan kedua kaki serta sayap yang sangat kuat. Sang senapati (kapten) berada di ekor (belakang) meĀ­ngomando serangan.

Kemudian wulan tumanggal. Dari arti kata, wulan ialah bulan, sedangkan tumanggal bermakna tanggal awal (muda). Sederhananya, gambaran formasinya seperti bulan sabit. Itu diterapkan bila memiliki pasukan pengapit sakti. Di tengah kurang agresif, malah membiarkan lawan masuk. Tetapi tiba-tiba, pada momen yang tepat mereka menusuk dari ujung kanan dan kiri dengan cepat.

Berikutnya supit urang (capit udang). Itu strategi yang sering digunakan Pandawa. Seperti halnya udang, taktik itu lebih terkesan hanya membela diri (bertahan). Kadang kala mundur dan mundur. Namun, tiba-tiba maju dan menjepit lawan dari sektor kiri dan kanan.

Selanjutnya strategi diradameta. Secara leksikal, arti kata itu ialah gajah marah. Taktik itu menggambarkan layaknya gajah sedang mengamuk. Belalainya yang berotot dan kuat berada di tengah mengayun ke kiri dan ke kanan mengobrak-abrik lawan. Dua gadingnya yang kukuh menerjang berbarengan ke jantung pertahanan lawan.

Emprit neba. Emprit ialah jenis burung kecil pemakan padi yang umumnya bergerombol dalam jumlah banyak. Mereka memiliki gerakan simultan. Neba artinya turun bersama-sama dari langit. Ini strategi perang dengan formasi seperti burung emprit dalam jumlah banyak yang menyerang bersama-sama.

Dengan kata lain, taktik itu mengandalkan serangan bersama-sama atau mengeroyok lawan. Dalam strategi itu, kemampuan setiap pasukan merata, tidak ada yang paling menonjol. Main keroyok itu baru berhenti bila lawan sudah tidak berkutik.

Itulah sekilas tentang sejumlah strategi perang dalam cerita wayang. Mungkinkah itu akan menjadi inspirasi taktik pertandingan sepak bola?
Saya rasa bisa saja, tentu bila para kreator strategi pertandingan sepak bola mengenali, memahami, dan meresapi nilai-nilai kejuangan yang tersirat dalam kisah-kisah itu.

Dengan demikian, dari kearifan lokal itulah lahir strategi sepak bola yang eksklusif. Sepak bola yang semakin 'nyeni'. Melengkapi taktik dan strategi yang telah mendunia seperti total football, tiki-taka, catenaccio, jogo bonito, kick and rush, dan verrou.

Jadi, untuk sementara, tidak apalah bila sepak bola kita belum mampu bicara di tingkat dunia. Namun, lewat seni dalam kisah wayang, Indonesia bisa menginspirasi lahirnya taktik-taktik pertandingan sepak bola. Inilah sumbangsih Indonesia untuk sepak bola dunia.

Dengan seni, sepak bola akan semakin indah. Karena itu, sangat pas bila pesan dalam moto Piala Eropa 2016 di Prancis pun bernilai seni, celebrating the art of football, merayakan seni sepak bola. (R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya