Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DALAM laga persahabatan sebelum putaran final Piala Eropa, Italia boleh saja terlihat inferior jika dibandingkan dengan Belgia. Dalam dua kali pertemuan, Gli Azzurri julukan Italia sekali kalah dan sekali seri melawan Belgia.
Namun, di laga perdana Grup E, di Stade de Lyon, Senin (13/6), Italia berhasil menunjukkan dominasi mereka dengan menaklukkan 'Setan Merah' julukan Belgia 2-0.
Kemenangan atas salah satu kandidat juara Piala Eropa 2016 itu membuat tim asuhan Antonio Conte tersebut kukuh di puncak klasemen Grup E dengan tiga poin, diikuti Irlandia dan Swedia yang mengantongi satu poin.
Belgia yang notabene merupakan unggulan grup malah terseok di dasar klasemen Grup F.
Tidak hanya Italia berhasil memuncaki tangga klasemen, kemenangan itu juga menyebarkan pesan bagi lawan-lawan mereka bahwa Italia tidak bisa dianggap remeh karena mereka ialah tim spesialis turnamen.
Namun, Conte tidak ingin anak asuhnya terlalu terbuai oleh kemenangan pertama mereka.
Terdepaknya mereka di fase grup Piala Dunia 2014 lalu membuat Conte tidak ingin timnya mengulang kesalahan yang sama.
"Saya tidak berpikir pertandingan tunggal dapat mengubah penilaian orang dan kami masih memiliki luka yang terbuka dari Piala Dunia. Saat itu, bahkan hasil yang baik melawan Inggris tidak berarti apa-apa karena kami tetap keluar," ujar manajer Chelsea tersebut.
Pada laga tersebut, publik Italia patut berterima kasih kepada Emanuele Giaccherini dan Graziano Pelle yang menjadi pahlawan bagi skuat Gli Azzurrri. Gol pembuka dilesakkan Giaccherini pada menit ke-32, sedangkan gol indah yang dilesakkan Pelle di penghujung waktu menutup kemenangan mereka.
Di lain pihak, kekalahan itu membuat Belgia berada dalam posisi bahaya karena menjadi juru kunci klasemen sementara fase penyisihan grup Piala Eropa 2016.
Kendati anak asuhnya bermain buruk, manajer tim Belgia Marc Wilmots enggan menyalahkan anak buahnya.
Pelatih berusia 47 tahun itu memilih fokus untuk menyiapkan pertandingan selanjutnya melawan Irlandia dan Swedia.
"Dua pemain andalan kami, yaitu Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku, memang tidak menampilkan performa yang terbaik, tetapi saya tidak ingin mengkritik mereka secara individu. Lagi pula, sekarang kami harus memenangi dua pertandingan lainnya untuk bisa lolos ke babak selanjutnya dan itulah yang akan kami coba lakukan," ujar Wilmots.
Optimistis
Hasil imbang 1-1 yang diraih kesebelasan Republik Irlandia saat berhadapan dengan Swedia, Senin (13/6) lalu, membuat skuat Irlandia optimistis lolos ke fase selanjutnya.
Poin tunggal yang diraih skuat asuhan Martin O'Neill menjadi modal yang cukup bagus.
Keberhasilan Irlandia menahan Swedia, menurut O'Neill, disebabkan keberhasilan pemain bertahan mematikan pergerakan penyerang andalan Swedia Zlatan Ibrahimovic. (AFP/Rul/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved