Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
KALAH atau menang dalam sebuah pertandingan ialah hal biasa. Namun, jika kekalahan itu terjadi akibat keputusan wasit, tentu cukup menyesakkan.
Hal itulah yang dirasakan arsitek Chelsea, Maurizio Sarri. Juru taktik asal Italia itu pun mencibir wasit Michael Oliver yang memimpin pertandingan timnya melawan Tottenham Hotpur pada leg pertama semifinal Piala Liga Inggris di Wembley Stadium, kemarin. Mantan arsitek Napoli itu menilai Oliver salah mengambil keputusan meski telah menggunakan bantuan teknologi video assistant referee (VAR).
Dalam laga itu sendiri, the Blues harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 0-1. Satu-satunya gol kemenagan the Lilywhites dicetak Harry Kane melalui tendangan penalti pada menit ke-25.
Penalti itu pula yang dipersoalkan Sarri. Oliver memberi Spurs hadiah penalti setelah striker mereka Harry Kane tersungkur di kotak terlarang akibat bertabrakan dengan kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga.
Persoalannya ialah posisi Kane saat menerima umpan yang menjadi perdebatan. Hakim garis terlihat telah mengangkat bendera yang berarti Kane lebih dahulu dalam kondisi offside. Namun, Oliver tetap memutuskan untuk memberikan penalti kepada Hotspur sekaligus kartu kuning kepada Arrizabalaga seusai melihat tayangan ulang VAR.
“Beberapa menit lalu saya melihat video dari kamera kami. Kamera kami segaris dengan posisi Kane dan dia offside dengan kepala serta lututnya. Saya pikir wasit tidak dapat menggunakan sistem (VAR) itu,” kata Sarri.
Selain itu, Sarri juga mengaku bingung dengan otoritas sepak bola Inggris (FA) yang menciptakan perbedaan sistem di setiap kejuaraan domestik. Semisal penggunaan VAR yang telah digunakan di ajang Piala Liga Inggris, tapi tak dipakai di Liga Primer Inggris. VAR sendiri baru akan diaplikasikan di Liga Primer Inggris musim depan.
“Ini sangat aneh di Liga Primer Inggris tidak ada VAR, tapi di Piala Liga Inggris sistem ini ada. Ini sangat membingungkan bagi pemain dan wasit itu sendiri,” imbuh Sarri.
Hadiah penalti tersebut dimaksimalkan Kane untuk menciptakan keunggulan sekaligus satu-satunya gol yang tercipta dalam pertandingan itu. Usaha Chelsea menyamakan skor pun gagal terwujud karena sejumlah penyelamatan heroik kiper Paulo Gazzaniga.
Menanti gelar
Manajer Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino menganggap kemenangan tipis timnya atas Chelsea berarti banyak.
Modal kemenangan 1-0 itu akan coba dipertahankan Spurs ke Stamford Bridge dalam leg kedua Piala Liga Inggris pada 22 Januari nanti untuk meraih tiket partai final.
“Saya pikir kami sangat kompetitif. Saya sangat senang. Kami melawan salah satu tim besar di Inggris, tim yang diciptakan untuk meraih juara. Namun, ini kemenangan yang luar biasa,” kata Pochettino.
Tottenham membidik gelar Piala Liga Inggris demi menuntaskan penantian gelar selama 11 tahun. Tim yang sejatinya bermarkas di White Hart Lane ini terakhir kali mengangkat piala pada 2008 silam. Kala itu Tottenham menjuarai Piala Liga Inggris seusai menaklukkan Chelsea dengan skor 2-1 di partai final.
“Tentu ini hanya sebagian dari babak semifinal. Kami memiliki sedikit keuntungan, skor 1-0. Jadi, kami harus lebih kompetitif di leg kedua,” imbuhnya. (AFP/BBC/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved