Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
MANTAN pemain dan pelatih Italia Luigi Radice yang mengantarkan Torino meraih gelar Serie A terakhir mereka, 42 tahun lalu, meninggal dunia di usia 83 tahun karena sakit. Hal itu diungkapkan klub Serie A itu, Jumat (7/12).
"Sepak bola kehilangan seorang profesional besar, Torino menangisi sahabat mereka. Ciao Gigi, kami tidak akan melupakan Anda," ungkap Torino dalam sebuah keterangan resmi.
Pada 1976, Radice mengantarkan Torino meraih gelar Serie A ketujuh mereka dan yang pertama sejak bencana Superga 1949 ketika sebuah pesawat yang membawa seluruh pemain Torino--kala itu juara bertahan Serie A--jatuh dan menewaskan seluruh penumpangnya.
Torino memenangkan lima dari tujuh gelar Serie A mereka pada 1940 dan kesulitan bersaing sejak tragedi itu.
Radice dipuji karena memperkenalkan total football, konsep yang diperkenalkan oleh timnas Belanda dan Barcelona di era Johan Cruyff, ke Italia.
"Dia adalah inovator yang luar biasa dan seorang maestro. Dia menjai panutan bagi banyak pelatih lain," kata Torino.
Baca juga: Kecam Pendukung AC Milan
Sebagai pemain, Radice yang bermain di posisi bek kiri memenangkan tiga gelar Serie A bersama AC Milan dan mengantarkan Rossoneri memenangkan gelar Piala Eropa pertama mereka pada 1063.
Radice juga lima kali memperkuat timnas Italia.
Setelah gantung sepatu, Radice menjadi pelatih. Dia menukangi AC Milan, AS Roma, Bologna, dan Fiorentina.
Radice menjadi pelatih Torino pada 1975 dan mengantarkan klub asal Turin itu menjadi juara Serie A satu musim kemudian. Mereka gagal menjadi juara pada 1977 setelah terpaut satu poin dari tim sekota, Juventus.
Dia meninggalkan Torino pada 1980 namun kembali bergabung antara 1984 dan 1990. Torino menjadi runner-up Serie A pada 1985. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved