Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
JIKA datang ke Desa Pecatu, Badung, Bali, pasti akan terkejut melihat Stadion Beji Mandala. Siapa pun tidak akan menyangka ada sebuah lapangan dengan standar internasional di sebuah desa.
Tidak heran, jika Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memilih untuk menyelenggarakan Bali International Football Championship (IFC) U-15 2018 di Beji Mandala. Kemenpora merupakan pihak yang memprakarsai ajang yang diikuti oleh sembilan negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, dan Australia.
Kepala Desa Pecatu I Made Karyana Yadnya mengungkapkan Beji Mandala yang berukuran 110x75 m, ditanami rumput Mini Jepang yang bertekstur halus. Lapangan tersebut bisa dipakai malam hari karena memiliki delapan lampu berkekuatan delapan ribu watt.
“Lapangannya mulai dibangun pada 2014. Awalnya Beji Mandala hanya stadion biasa dan suka dipakai masyarakat setempat bermain sepak bola. Karena melihat ada potensi untuk wisata, maka diambil keputusan untuk menjadikannya sebagai arena bertaraf internasional,” kata Karyana, Selasa (4/12).
Baca Juga: Berharap Muncul Bibit Unggul dari Bali IFC
Dari fasilitas yang ada, terbilang cukup lengkap. Beji Mandala memiliki dua toilet, tribun penonton, dan dua ruang ganti yang dilengkapi pendingin.
“Kami bertekad untuk mengembangkan lapangan ini. Pemilik Bali United juga sudah pernah meninjau,” tutur Karyana.
Tapi, karena standar internasional, biaya pengelolaannya pasti tidak sedikit. Karyana mengatakan pada tahap awal harus mengeluarkan Rp30 juta untuk menumbuhkan rumput dan membayar karyawan.
“Kalau pembangunannya sejak empat tahun lalu sudah menghabiskan dana Rp1,5 miliar,” pungkas dia.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved