Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ubah Skenario demi Prestasi

Nurul Fadillah
27/11/2018 04:40
Ubah Skenario demi Prestasi
(MI/ROMMY PUJIANTO)

KEGAGALAN timnas Indonesia meraih gelar di beberapa turnamen tahun ini membuat PSSI akan mengambil kebijakan baru soal pelatih timnas senior dan junior tahun depan. Jika tahun ini pe-latih timnas U-22 dan timnas senior dijabat satu orang, hal itu tidak akan dijalani lagi pada 2019.

Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono menjelaskan, pada 2018 PSSI menunjuk Luis Milla Aspas merangkap jabatan sebagai pelatih timnas U-22 dan senior karena kondisi yang dihadapi PSSI.

"Pada 2018 prioritas PSSI adalah Asian Games sehingga kita berharap pemain di Asian Games bisa menjadi tulang punggung di Piala AFF 2018. Skenarionya seperti itu sehingga tim Asian Games dan timnas senior ditangani seorang pelatih. Tapi, pada 2019 skenarionya akan berbeda," Djoko menambahkan, kemarin.

Namun, Djoko mengatakan dirinya belum bisa memberi jawaban pasti hal tersebut saat ini karena hal itu masih menunggu keputusan rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI. "Tetapi mungkin timnas junior dan senior akan ditangani pelatih yang berbeda," jelasnya.

Saat disinggung tentang Bima Sakti yang memimpin timnas senior di Piala AFF 2018, Djoko menyatakan statusnya akan dibahas setelah PSSI melakukan evaluasi. Bima ditunjuk menangani timnas senior setelah Milla menolak memperpanjang kontraknya yang habis Agustus lalu.

Di Piala AFF 2018, Bima gagal membawa Indonesia lolos ke empat besar. Dari empat laga, skuat 'Garuda' hanya meraih empat poin dan menempati posisi keempat Grup B. Bima memang hanya dikontrak PSSI hingga Piala AFF 2018.

"Evaluasi pertama akan selesai pada 5-7 Desember mendatang. Kita akan adakan rapat kerja di level departemen-departemen kesekjenan. Kemudian, Komite Eksekutif akan melakukan rapat terakhir pada 20 Desember dan saat itu hingga selambat-lambatnya 20 Januari kita sudah bisa memutuskan siapa pelatih timnas di semua level," ujar Djoko.

Wewenang PSSI

Dukungan kepada Bima untuk kembali menempati kursi pelatih datang dari pemain timnas, Andik Vermansyah. Namun, Andik sadar bahwa penunjukan pelatih merupakan wewenang penuh PSSI.

"Sebenarnya kinerja Bima oke, hanya saja kurang lama menangani tim. Di tangan Bima, tidak bisa dimungkiri penampilan para pemain semakin meningkat. Semua kita pasrahkan (pada PSSI), tetapi jujur saya sudah nyaman dengan Bima," ujar Andik.

Hal sedikit berbeda diungkapkan rekan Andik di lini tengah, Zulfiandi. Diakuinya, dirinya merasa nyaman dilatih Bima karena mantan pemain nasional itu merupakan sosok pelatih yang selalu mengayomi pemain dan memberikan motivasi sebelum berlangsungnya pertandingan.

Menurutnya, pengalaman Bima semasa menjadi pemain timnas juga menjadi pelajaran bagi para punggawa timnas. Namun, Zulfiandi lebih memilih dilatih kembali oleh Luis Milla.

"Itu kan terserah PSSI, ya. Kalau kita, tak masalah dipertahankan atau tidak, tetapi kalau bagi saya, dulu kan kita punya Coach Luis. Jelas beda gaya melatihnya, meskipun yang saya lihat banyak prog-ram Bima yang mengadaptasi program Coach Luis. Saya akan mengembalikan semua keputusan pada PSSI. Tetapi harapan saya, pastinya ingin dilatih sama Coach Milla lagi," tandas Zulfiandi. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik