Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
LIGA Primer Inggris musim 2018/2019 baru berlangsung 12 pekan. Namun, Manchester United sepertinya sudah harus lempar handuk tanda menyerah untuk bersaing merebut trofi juara di akhir musim.
Hasil derbi Manchester di Stadion Etihad, kemarin, yang menjadi penanda. Kekalahan 1-3 dari Manchester City membuat 'Setan Merah' makin sulit untuk menggeser musuh sekotanya itu dari puncak klasemen.
Manchester United kini turun ke posisi kedelapan klasemen sementara dengan poin 20, tertinggal 12 poin dari City yang berada di posisi puncak. Musim lalu, saat menjadi runner-up, 'Setan Merah' terpaut 19 poin dari City yang menjadi juara.
"Saat ini ada perbedaan besar dengan City. Sejak awal musim, kami sadar pencapaian kami musim lalu merupakan hal yang sangat fantastis. Musim ini kami tinggal berjuang untuk menembus posisi empat besar," ujar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.
Dalam menanggapi kekalahan dari City, Mourinho menyebut mental dan fisik anak asuhnya telah terkuras habis saat melawan Juventus di Liga Champions Eropa, Kamis (8/11). Hal itu membuat kondisi tim tidak siap 100% saat harus tampil di derbi Manchester.
"Pertandingan melawan Juventus selayaknya final bagi kami. Melawan salah satu tim terbaik Eropa yang membuat kami memberikan segalanya dari sudut pandang fisik dan mental," kata Mourinho.
Kendati demikian, pelatih asal Portugal itu menepis anggapan timnya tidak tampil kompetitif dalam laga ini. Manchester United memang kalah dalam segala aspek permainan, mulai penguasaan bola hingga penciptaan peluang. Namun, Mou menepis segala statistik yang menyudutkan timnya.
"Jika Anda fokus pada permainan, ini laga terbuka hingga menit ke-80. Saya tak berpikir seorang pun meninggalkan stadion setelah gol ketiga. Jadi, ketika saya menganalisis permainan, saya tidak melihat statistik. Saya akan menilai dari apa yang saya rasakan," tukasnya.
Atasi rasa takut
Pelatih City, Pep Guardiola, senang bukan kepalang dengan penampilan para pemainnya. Pep menyebut pemainnya mampu melawan rasa takut untuk jadi pemenang.
Musim lalu City punya memori buruk ketika takluk 2-3 dari Manchester United di Etihad. Padahal, saat itu City unggul dua angka lebih dahulu sebelum United secara mengejutkan membalikkan keadaan.
Kejadian seperti musim lalu berpotensi kembali terjadi dalam laga itu. City sukses unggul dua gol lebih dulu, dimulai gol David Silva di menit ke-12 dan Sergio Aguero tiga menit setelah waktu rehat.
Namun, 10 menit berselang, 'Setan Merah' mendapatkan momentum bangkit seusai Anthony Martial merobek gawang Ederson Moraes melalui titik putih. Tidak ingin kesalahan yang sama terulang, City pun mengencangkan ikat pinggang.
Pep melakukan perubahan strategi 15 menit terakhir untuk mempertahankan keunggulan dengan menarik keluar Aguero dan memasukkan Ilkay Guendogan. Pilihan Pep itu ternyata jitu karena eks gelandang Borussia Dortmund itu mencetak gol ketiga City di menit ke-86.
"Kami tidak dapat melupakan sejarah bahwa kami selalu di belakang United. Sangat dimengerti ketika gugup khususnya dalam situasi dengan apa yang terjadi musim lalu. Namun, kami bereaksi dengan baik," kata Pep.
"Kami menampilkan performa yang baik dalam suatu pertarungan besar melawan tim terbaik. Saya tentu senang dengan hasil ini", imbuhnya. (Goal/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved