Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEANGKERAN Stadion Olimpico yang notabene menjadi kandang Lazio ternyata tidak berlaku untuk Inter Milan. Untuk ketiga kalinya secara beruntun, klub berjuluk 'I Nerazzurri' ini sukses menggondol poin penuh.
Yang lebih istimewa dalam kunjungan Inter pada Selasa (30/10) dini hari karena mereka tak hanya meramu kemenangan, tapi juga berpesta di Olimpico. Tim asuhan Luciano Spalletti ini menang telak dengan mencetak tiga gol tanpa sekali pun dibalas Lazio.
Penyerang utama Mauro Icardi lagi-lagi menjadi penentu kemenangan bagi Inter. Pesepak bola Argentina ini mencetak dua gol yang diawalinya pada menit ke-28. Icardi kembali menjaringkan bola ke gawang Thoma Strakosha di menit ke-70 seusai menerima umpan matang Bojan Valero. Satu gol lain dicatatkan gelandang Marcelo Brozovic empat menit sebelum turun minum.
Kemenangan ini membuat Inter Milan menyodok ke peringkat kedua klasemen Serie A Italia. Mereka mengoleksi 22 poin dan tertinggal enam angka dari Juventus di puncak klasemen.
Meski meraih hasil positif, Spalletti masih menyimpan ketidakpuasan dalam benaknya. Ia menilai penampilan anak asuhnya di paruh kedua menurun dibandingkan sebelum jeda pertandingan.
"Performa tim merupakan hal fundamental. Kami telah bertanggung jawab untuk mengontrol permainan di babak pertama, tapi di babak kedua kami terlalu banyak membiarkan bola terlepas. Kami membiarkan Lazio menyebabkan masalah," kata Spalletti setelah pertandingan.
Lebih lanjut, Spalletti juga mengomentari keputusannya untuk tidak menurunkan bek tengah Stefan de Vrij dalam laga ini. Mantan pelatih AS Roma ini mengaku tidak ingin mengambil risiko karena bek Belanda tersebut berpotensi menjadi bahan olok-olok pendukung Lazio. Seperti diketahui, De Vrij merupakan mantan pemain Lazio sebelum membelot ke Inter Milan pada bursa transfer musim panas lalu.
"Saya pikir tidak adil untuk memainkan De Vrij ketika dia dicemooh oleh seluruh stadion. Ia cukup sensitif dan jika dia melakukan kesalahan akan ada beban berlebihan untuknya," imbuhnya.
Di lain pihak, allenatore
Lazio Simone Inzaghi menyebut anak asuhnya tak memiliki keyakinan saat berjumpa klub-klub besar di Serie A. 'Biancocelesti '--julukan Lazio-- tercatat gagal meraih satu poin pun dalam pertarungan melawan Napoli, Juventus, Roma dan terakhir Inter.
“Melawan klub-klub besar, mungkin Lazio tidak memiliki keyakinan seperti pada pertandingan lainnya. Kami juga memiliki masalah dengan tim yang memiliki pemain seperti Samir Handanovic di gawang dan mampu mempertahankan Keita Balde Diao di bangku cadangan. Tim-tim ini dibangun untuk memenangkan gelar," ujarnya. (Football Italia/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved