Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
EKSEKUTIF senior AC Milan, Kamis (19/7), berada di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dalam upaya membatalkan sanksi UEFA yang melarang klub Serie A itu berlaga di kompetisi Eropa karena melanggar Financial Fair Play (FFP).
Managing Director Marco Fassone dan Kepala Keuangan Valentina Montanari didampingi tim pengacara berada di CAS menunggu keputusan yang diperkirakan keluar dalam tempo 24 jam.
"Kami memperkirakan hasil akan keluar pada pagi," ujar Fassone.
"Sulit mengatakan perasaan saya setelah melalui hari yang panjang. Namun, saya bisa memastikan kami telah mencoba segala cara," imbuhnya.
AC Milan melalui 15 bulan yang sulit sejak dibeli pengusaha Tiongkok Li Yonghong dari Silvio Berlusconi pada April 2017.
Pengambilalihan itu didanai oleh dana pinjaman berbunga tinggi senilai 300 juta euro dari hedge fund asal Amerika Serikat Elliott Management.
Ketika AC Milan gagal melakukan pembayaran pada awal Juli, Elliott mengambil alih klub. Proses itu akan diratifikasi pemegang saham Rossoneri pada 21 Juli.
Pemilik asal Tiongkok menghabiskan dana sebesar lebih dari 200 juta euro untuk belanja pemain pada musim lalu. Hal itu dikombinasikan dengan syarat peminjaman dana dari Elliott menarik perhatian UEFA.
Pada akhir Juni, UEFA memutuskan bahwa AC Milan melanggar aturan break even point.
Aturan itu mengharuskan klub untuk mengambil pinjaman untuk membiaya aktivitas sehari-hari klub seperti gaji dan biaya transfer. UEFA kemudian melaran Rossoneri berlaga di kompetisi Eropa.
Fassone menuding masalah yang dialami AC Milan disebabkan manajemen di era Berlusconi.
Juara Eropa tujuh kali itu merupakan klub terbesar yang dihukum berdasarkan aturan FFP. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved