Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PRANCIS menyimpan potensi besar yang tidak akan berhenti pada tahun ini. Kesuksesan menjuarai Piala Dunia 2018 merupakan suatu prestasi, tapi melanjutkannya bukan hal tak mustahil bagi Les Bleus--julukan Prancis. Gelar lanjutan di Liga antar-Negara Eropa (UNL) dan Piala Eropa 2020 menjadi bidikan selanjutnya.
Timnas Prancis memiliki segudang alasan untuk meraih prestasi lainnya, salah satunya ialah deretan pemain muda berkualitas. Tim besutan Didier Deschamps itu memang memiliki rataan usia 26 tahun. Mereka bahkan menjadi tim termuda kedua di Piala Dunia 2018 setelah Nigeria.
Dengan modal tersebut, tim ini pantas bersaing di level tertinggi bahkan hingga Piala Dunia 2022 di Qatar sekalipun. Deschamps pun memuji deretan bintang muda di timnya.
"Begitu luar biasa! Ini merupakan tim muda yang menjuarai turnamen tertinggi di dunia. Beberapa di antara mereka masih berusia 19 tahun," puji pelatih 49 tahun ini.
14 dari 23 pemain Timnas Prancis merupakan wajah baru. Namun, Deschamps menyebut pemain-pemain mudanya lebih dewasa daripada usianya. "Talenta tidaklah cukup. Anda memerlukan kesiapan psikis dan mental. Terkadang saya harus sangat keras dengan mereka, tapi saya melakukannya untuk mereka dan mereka selalu mendengar," imbuhnya.
Tak dapat dimungkiri, kehadiran pemain-pemain muda Prancis mampu menutupi kekurangan tim pascakegagalan di Piala Eropa 2016. Masuknya Benjamin Pavard, Raphael Varane, Lucas Hernandez, dan Kylian Mbappe yang berusia di bawah 24 tahun menjadi penyegar dalam tim. Khusus bagi Varane, ia sukses menambal absennya Laurent Koscielny yang cedera sebelum turnamen dengan sangat baik.
"Pemain baru memberikan bantuan yang sangat besar. Pavard, Lucas, dan Mbappe menambah sebuah dimensi ekstra di tim ini," puji Antoine Griezmann.
Daerah pinggiran
Dalam berbicara skuat muda Prancis, tidak lengkap tanpa membicarakan Kylian Mbappe. Pesepak bola 19 tahun ini tampil cukup menonjol dengan torehan empat gol sepanjang turnamen. Ia bahkan menyamai pencapaian legenda hidup Pele yang sebelumnya menjadi satu-satunya nama yang mampu mencetak gol di final Piala Dunia saat masih berusia belasan tahun.
Gelar Piala Dunia 2018 dapat menjadi batu loncatan bagi Mbappe menangkap tongkat estafet dari Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi untuk menjadi pemain terbaik dunia di masa mendatang. Sepak bola memang membutuhkan ikon baru setelah Ronaldo dan Messi yang menguasainya selama satu dekade terakhir.
"Memenangi Piala Dunia di usia sangat muda membuka pintu bagi saya. Sekarang saya hanya perlu melanjutkan pekerjaan ini," kata Mbappe.
Mbappe tumbuh dan berkembang di kawasan pekerja migran yang disebut banlieues, tepatnya di Kota Bondy, Prancis. Lokasi yang sering kali didiskriminasikan sebagai wilayah pinggiran.
Akan tetapi, Mbappe memberikan suatu kebanggan di Kota Bondy. Ia menjadi harapan baru di tengah banyak keterbatasan di sana.
"Saya tak tahu jika Anda semua menyadari, tapi Bondy memiliki juara dunia!" kata Presiden Klub AS Bondy, Athmane Airouche, klub yang membina Mbappe saat usia muda.
(AFP/ESPN/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved