Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
CHELSEA tampak berjodoh dengan deretan pelatih asal Italia dalam dua dekade terakhir. Sejak 1998 hingga saat ini, terdapat lima pelatih berwarganegaraan Italia yang telah menjajaki Stamford Bridge. Namun, hanya satu pelatih saja yang gagal mempersembahkan trofi satu pun, yakni Claudio Ranieri.
Selebihnya prestasi selalu dibumbui pada allenatore dari negeri Pizza ini. Mulai dari Gianluca Vialli, Carlo Ancelotti, Roberto di Matteo dan yang terakhir Antonio Conte. Bahkan 12 dari 22 trofi yang menghiasi lemari piala Chelsea dalam kurun waktu tersebut dipersembahkan mereka.
Alasan inilah yang mungkin membuat manajemen 'The Blues'--julukan Chelsea-- tetap menjatuhkan pilihan kepada pria Italia untuk memimpin tim musim depan.
Chelsea secara resmi memperkenalkan Maurizio Sarri kepada publik sebagai pelatih baru, pada Sabtu (14/7). Ia ditunjuk kurang dari 24 jam setelah memberhentikan Conte.
"Kami sangat senang untuk menyambut Maurizio (Sarri) di sini dan bergerak maju dengan membawa filosofi sepak bolanya untuk Chelsea," kata Direktur Chelsea Marina Granovskaia.
Sarri diikat untuk tiga musim ke depan dengan bayaran Rp95 miliar per tahun. Pelatih 59 tahun ini hengkang dari Napoli setelah tiga tahun bertugas. Pencapaian tertingginya ialah membawa Napoli merebut peringkat kedua Serie A Italia pada dua musim terakhir.
Mantan pegawai perbankan ini akan memulai pekerjaannya pada Senin pekan depan jelang tur pramusim Chelsea di Australia.
"Saya berharap dapat menghasilkan sepak bola yang dapat menghibur pendukung kami dan kami akan berjuang untuk setiap trofi hingga akhir musim, yang mana klub ini pantas mendapatkannya," tutur Sarri.
Belajar dari masa lalu, raihan trofi bukan satu-satunya tolok ukur bagi manajemen mempertahankan pelatihnya. Roberto di Matteo pernah mempersembahkan gelar prestisius Liga Champions Eropa dan Piala FA pada 2012. Namun, statusnya sebagai pelatih sementara tak dipermanenkan di akhir musim. Begitu pula, nasib Conte musim lalu.
Walaupun memberikan trofi Piala FA di akhir musim, ia tetap dinilai pelatih gagal karena Chelsea absen di Liga Champions Eropa musim depan. (AFP/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved