Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PELATIH tim nasional Arab Saudi, Juan Antonio Pizzi, layaknya 'kutu loncat'. Setelah gagal membawa Cile lolos ke putaran final Piala Dunia 2018, ia bergabung dengan Arab Saudi. Akan tetapi, pekerjaan Pizzi tidak akan mudah. Pelatih 49 tahun itu merupakan pelatih ketiga Arab Saudi selama 2017. Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mencopot pelatih Belanda Bert van Marwijk sehari setelah memastikan 'Negara Padang Pasir' itu lolos ke Rusia dan menunjuk Edgardo Bauza.
Namun, karier Bauza juga tidak bertahan lama. Pelatih Argentina itu hanya bekerja selama dua bulan sebelum digantikan Pizzi.
SAFF berharap sihir Pizzi yang sukses mempersembahkan gelar Copa America 2016 untuk Cile menular kepada Mohammad al Sahlawi dan kawan-kawan. "Kami menginginkan Pizzi karena penghargaan yang diperoleh di masa lalu," kata Presiden SAFF Adel bin Mohammed Ezzat.
Pizzi ditunjuk sebagai pelatih pada akhir November 2017. Sejauh ini pelatih asal Santa Fe, Argentina, itu belum memberikan pengaruh bagi timnya. Sejak debut pada Februari lalu, Pizzi hanya meraih satu kemenangan dari empat pertandingan. Yang terbaru saat Arab Saudi kalah telak empat gol dari timnas Belgia.
Di tengah banyak keraguan, Pizzi tetap optimistis dengan target untuk membawa Arab Saudi melewati persaingan Grup A, mengulang kesuksesan di Piala Dunia 1994. Ia menyebut permainan skuat asuhannya sedikit demi sedikit telah mulai membaik. The Green Falcons, julukan Arab Saudi, terlihat mulai nyaman dalam membangun penguasaan bola, melakukan tekanan, serta memperbaiki kesalahan individu di area berbahaya.
"Sedikit demi sedikit kami mencoba meningkatkan ide dan metodologi cara bermain kami. Kami telah belajar banyak dan lebih mengerti sekarang," klaimnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved